Kunjungan Chang Jung Christian University Taiwan ke KBQT

Belajar Kaligrafi China
Salatiga. Caping. "Kalau kita sering mendengar ungkapan tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri Cina, maka kali ini Qaryah Thayyibah justru kedatangan “ilmu” dari Cina." Demikian Komentar Bahruddin terkait kedatangan rombongan dari Negeri China di Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah, Selasa, 8/9. Hal ini sebagaimana diposting dalam aukn media sosialnya pada Selasa, 9/8.

" Iya, untuk yang ke sekian kalinya anak-anak Qaryah Thayyibah mendapat kesempatan belajar dari teman-teman di manca Negara. Kali ini (Senin, 7/9 ’15) dapat kunjungan dari Chang Jung Christian University Taiwan yang dipimpin oleh Prof. Lynn I-Ling Tsai." Kata Bahruddin lebih lanjut.

" Anak-anak QT dapat belajar banyak tentang budaya Taiwan termasuk mempraktikkan langsung menulis kaligrafi tradisional Cina dan kikbo (mirip-mirip shuttlecock) tetapi dengan kaki diperlakukan sebagaimana bola tendang dengan freestyle." Kata Bahruddin.

Kemudian Bahruddin menjelaskan bahwa Prof. Lynn bertanya-tanya tentang konsep belajar yang diterapkan Qaryah Thayyibah yang berbasis pada konteks kehidupan desa yang menurut prof. Lynn sangat jarang dijumpai di Taiwan.

"Beliau bilang, bahwa setahu beliau hanya ada beberapa saja di Taiwan dan itu justeru dikenalkan oleh penggiat pendidikan asal Jerman yang menerapkan belajar dari pengalaman. Beliau ingin sekali banyak belajar lagi tentang konsep Qaryah Thayyibah apalagi setelah melihat berbagai karya yang dipresentasikan anak-anak Qaryah Thayyibah termasuk komik “Kompilasi Soto” karya Saka dan kawan-kawan." Kata Bahruddin memaparkan dalam akun media sosialnya.

Bahruddin juga menjelaskan bahwa para tamu ini juga ditanya tentang reforma agraria di pedesaan Taiwan.  Hal ini karena Taiwan termasuk yang paling berhasil di dunia ini yang dilakukan oleh Chiang Kai-Shek. Dijawab oleh Lynn bahwa itu cerita gembira perjuangan keadilan akses sumberdaya produksi tanah di masa lalu.

Sekarang sudah selesai semua, sama sekali tidak ada lagi persoalan tanah. Bahkan sekarang yang terjadi di Taiwan banyak orang berpendidikan tinggi di kota justeru rame-rame ke desa untuk berkarya mengelola sumberdaya yang ada di desa. Dan dia berharap ada pendidikan seperti Qaryah Thayyibah di pedesaan Taiwan.

"Jadi memang, kita semua harus saling belajar." Kata Bahruddin.
SHARE
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Posting Komentar