Ibu petani bercerita mengenai pohon alpokat yang dimilikinya. "Dulu pernah di tawar 3 juta ketika pohon tersebut berbunga. Tapi saat ini baru petik sekali aja udah laku 2,5 juta. Per kilo 10 ribu. Kalau bagus bisa lebih." Katanya lebih lanjut.
Ibu tadi kemudian berkata bahwa suaminya memiliki pohon alpokat yang bagus sebanyak 5 batang pohon. Selebihnya ada tetapi agak kecil dan buahnya kurang bagus. Lahannya berupa tegalan karena Kawasan desanya tidak adaair menggenang, sehingga hanya bisa ditanami palawija, rumput untuk pakan ternak, dan tegalan buah dan tanaman keras.
Caping menemukan buah alpokat yang baru dipanen dalam wadah karung-karung. Biasanya alpokat tersebut di bawa ke pasar untuk dijual. Sesekali ada tengkulak yang datang kerumah sehabis ia memetik alpokat.tapi kalau harga tidak cocok tetap saja dijual ke pasar. Adapun alpokat yang rontok atau pecah karena jatuh ketika memanen dijadikan pakan tambahan untuk ternak sapi. Alpokat dikasihkan kepada ternak bersama bahan pakan yang lain.
Selain alpokat ibu tersebut juga panen jagung. Di sebelah alpokat juga terdapat karung-karung berisi jagung yang masih berada di tongkolnya. Varitas jagung tersebut adalah lokal. Lebih mudah menanamnya dan lebih tahan penyakit. Selain itu jagung tersebut lebih cocok dengan daerah Patemon.
Caping juga melihat ada beberapa butir buah pepaya. Ini hasil dari lahan juga. Beberapa sudut lahannya ditanami pepaya. Buah pepaya yang ditanam pun telah berbuah. Sehingga di dapur sang ibu tersebut ada alpokat, jagung dan pepaya. Ketiganya sudah siap dijual ke pasar untuk memenuhi kebutuhan pangan para pembeli di pasar. Terkecuali jagung, selain dijual sebagian juga disimpan untuk bibit, di jadikan bahan makanan dan untuk pakan ternak./jb
Buah alpokat di dalam karung |
Buah alpokat yang tengah dipilih-pilih |
Buah pepaya siap di bawa ke pasar |
Jagung ditongkol untuk cadangan pangan |
Jagung pipil untk dijual ke pasar |
0 komentar :
Posting Komentar