Hamparan sawah di Kota Salatiga sebelah barat |
Nur Kholis masih nampak sehat dan berkulit mengkilap terkena sinar matahari ketika ditemui Caping di dekat sawahnya. Ia baru saja menyelesaikan pekerjaannya menyiangi rumput dan memeriksa tanaman padinya yang baru saja di watun (disiangi rumputnya). Hamparan sawah milik petani dari dusun Pulutan kidul ini menyatu dengan lahan sawah milik petani lainnya menyambung menjadi landskip bentangan sawah di sekitar jalan lingkar Kota Salatiga.
Sebagaimana diketahui sawah masih menghijau di Salatiga. Hal ini bisa dilihat di sekeliling Salatiga, baik di sisi barat maupun timur. DI sisi barat, bentangan terhampar mulai dari sisi utara hingga selatan, terutama di kelurahan Pulutan Blotongan dan Kecandran. Hamparan sawah terlihat menghijau oleh hamparan padi yang sudah mulai tumbuh.
Hamparan padi ini bersambung dengan persawahan di Kab Semarang seperti Desa Candirejo, Kesongo, Lopait, Jombor dan Sraten, kesemuanya masuk wilayah Kecamatan Tuntang. Jauh ke barat akan sampai ke barisan bukit yang mengitari rawa pening bersambung dengan deretan Gunung Telomoyo, hingga Merbabu.
Padi mulai tumbuh subur di Salatiga |
Sedangkan di sisi timur Salatiga Sawah juga terhampar dari utara hingga selatan membentang seakan membatasi Salatiga dengan Wilayah Kab Semarang. Sawah membentang dari Kelurahan kauman Kidul, Bugel, Sidorejo Kidul, Kalibening hingga Kelurahan Tingkir Lor. Persawahan ini menyatu dengan hamparan sawah di Kecamatan Tengaran dan Pabelan, Kab. Semarang.
Masih ada sekitar 800 hektar sawah di Salatiga dan ini menjadi potensi Salatiga yang bisa dikembangkan. Ketersediaan air yang masih lumayan, iklim yang tidak terlalu panas, dan letak gorgrafis Salatiga di kelilingi perbukitan dan gunung, masih memungkinkan Salatiga mengembangkan pertanian. Menurut Data Statistik Jawa Tengah, Salatiga tahun 2011 masih bisa menghasilkan panen padi sebesar 7.338 ton dengan luasan lahan seluas 1.365 Hektar.
Namun keberadaan sawah ini terus terancam karena berbagai pembangunan Kota Salatiga memakan lahan sawah yang ada. Pembangunan Jalan Lingkar Selatan Kota ini telah memakan sekian banyak lahan sawah. Kemudian pembangunan gedung instansi pemerintah juga menggunakan lahan sawah yang kemudian dikeringkan. Di Kalibening bahkan pembangunan SMK Negeri juga menggunakan lahan persawahan bekas tanah bengkok. Dalam waktu dekat pembangunan Kampus IAIN Salatiga juga direncanakan di wilayah Persawahan di sekitar Jalan Lingkar Salatiga. Entah sampai kapan hamparan hijau sawah Salatiga akan bertahan./jb
0 komentar :
Posting Komentar