Bahruddin dan Arif Burhan saat menjadi narasumber dalam diskusi peringatan Hari Pahlawan di Kantor SPPQT, Jumat (15/11/2013) |
Salatiga, caping.lsdpqt.org - Kepahlawanan petani tidak hanya memperjuangkan manusianya saja, namun juga menjangkau aspek yang lebih luas seperti tumbuh-tumbuhan, hewan, dan lingkungan. Aspek lain dari kepahlawanan adalah pengorbanan. Hal ini yang menjadi sangat sulit bila harus sudah berhadapan dengan saudara, keluarga dan dirinya sendiri. Demikian penuturan Bahruddin dalam acara diskusi bersama pemuda-pemuda Qaryah Thayyibah, kemarin , Jumat (15/11) dalam peringatan Hari Pahlawan yang bertempat di Kantor Sekretariat SPPQT.
Selanjutnya Bahruddin menambahkan bahwa pahlawan sejati adalah pahlawan yang memperjuangkan keadilan universal, bahkan dengan mengorbankan nyawanya. Berbicara kepahlawanan petani menempatkan petani sebagai kaum yang tertindas. Hampir di seluruh belahan dunia menempatkan perjuangan atas kepentingan petani disebut sebagai pahlawan.
Semangat kepahlawanan ini - menurutnya - sebenarnya bisa dilatih dengan hal kecil yang kecil. Sebagai contoh dengan uang 10 ribu bisa menjadi aksi kepahlawanan dengan membeli setiker anti korupsi dibanding membeli sebungkus rokok. "Nilai-nilai kepahlawanan sebenarnya bisa dilakukan secara harian. Seperti mengambil sampah, mengurangi konsumsi rokok," tambahnya.
Lebih lanjut Bahruddin menegaskan bahwa orang sering menyalah-artikan nila-nilai keadilan universal.
"Membela tanah air atau negara kalau tidak hati-hati bisa terjebak pada chauvinism. Semboyan 'benar atau salah adalah negaraku' yang dipopulerkan Abraham Lincoln harus dicermati. Karena kalau tidak hati-hati perjuangan atas nama negara bisa bertentangan dengan nilai-nilai keadilan universal. Chauvinisme bukan kepahlwanan bila bertentangan dengan keadilan universal; penindasan, kesewenang-wenangan atas kelompok minoritas dan HAM," sambung Bahruddin.
KEPAHLAWANAN LAHIR DARI SITUASI SOSIAL
Sementara menurut pembicara sebelumnya, Arif Burhan lebih menyoroti sejarah munculnya Kepahlawanan ini. Kepahlawanan petani adalah kata sifat yang berarti petani yang memiliki nilai-nilai kepahlawanan.
"Kita tidak akan berhenti pada sifat-sifat kepahlawanan. Namun sifat-sifat kepahlawanan petani tidak hadir dalam ruang yang kosong, namun karena situasi sosial yang memungkinkan munculnya sifat-sifat kepahlawanan ini," Papar Arif Burhan membuka materinya.
Kondisi sistem ekonomi dimana petani saaat itu, menurut Arif Burhan, mau tidak mau harus berhadap-hadapan dengan negara dan korporasi. Tiga periode terakhir yang memicu; (a) Zaman kolonial; kekayaan negeri jajahan diambil oleh negara induk. Hal ini memicu lahirnya. (b) Zaman Orde Lama; zaman ini cukup memihak pada petani (UUPA thn 60). (c) Zaman Orde Baru dan sekarang; zaman ini banyak sekali lahan-lahan pertanian difungsikan untuk pembangunan pabrik-pabrik dan mal-mal.
Dalam pandangan Burhan, ada dua tipikal kepahlawanan petani; (a) Tipe mesias (ratu adil); gerakan kepahlawanan tidak dibangun atas organisasi yang rapi, namun secara personal dimana ada semacam 'bisikan' panggilan untuk melakukan perjuangan melawan penindasan. Dan (b) Tipe kepahlawanan berkelompok; kepahlawanan petani jenis seperti yang dilakukan BTI dan Pertanu. Gerakan ini memicu kepahlawanan petani yang wadahnya lebih kolektif. /lison.
0 komentar :
Posting Komentar