Oleh : Atiqah NF
Tuan...
Kali ini aku ingin berbicara panjang lebar denganmu. Tapi, entah mengapa, tak ada waktu yang bisa mempertemukanmu dan aku.
Hanya ada pesan—yang terkadang tidak singkat—memenuhi layar ponselku. Tuan, sekedar cerita yang bisa disebut panjang.
Entah berapa kalimat, berapa paragraf, berapa lembar cerita, berapa bab juga berapa chapter. Duh, tuan, matamu yang menitipkan sejuta keteduhan. Aku suka caramu mentapku. Caramu mengusir yang bersembunyi di bilik hatiku.
Yang sederhananya, aku benci ketika kau menyebut namanya di sela percakapan penuh canda serta perasaan kita. Bukankah sejak awal pertanyaanku sama. Kenapa kau takut kehilanganku? Kau enggan lepaskanku? Kau tak mau melihatku dengan yang lain, jika pada saat yang sama kau menyakitiku.
Walau terkadang, kau berikanku tawa, bersama dengan luka. Tapi, perbandinganya tetap kontras, tuan. Bahagia masih mendominasi.
0 komentar :
Posting Komentar