IOF SPPQT: Sistem tentang gerakan pemberdayaan komunitas petani,...


"IOF atau integrated organic farming adalah sebuah sistem tentang gerakan pemberdayaan komunitas petani yang mengintegrasikan berbagai unsur yang berkaitan dengan upaya-upaya pengembangan pertanian organik mulai dari proses penyiapan sosial di suatu komunitas, identifikasi dan penataan kawasan, pengadaan saprodi dan modal kerja, managemen produksi dan informasi, pengolahan hasil produksi sampai dengan pemasaran."

Demikian bunyi pembukaan dalam surat undangan untuk mengikuti workshop IOF yang diberikan panitia kepada caping. Diskusi yang di gelar di sekretariat SPPQT ini sabtu-minggu, 14-15 September diikuti oleh seluruh pegiat SPPQT. Bertindak sebagai pembicara workshop ini adalah Rahadi dari LPTP, Bahrudin dari Dewan Pertimbangan Organisasi, Ruth ketua umum SPPQT, dan TOni. Agenda yang direncanakan mulai pukul 09.30 ini dibuka sekitar pukul 10.30. Workshop diawali dengan menyanyikan lagu hymne dan mars SPPQT dipimpin oleh Asrofi.

Rahadi memaparkan review seputar sekolah lapang di Magelang awal tahun lalu. Sekolah lapang kolaborasi SPPQT dan LPTP ini diikuti oleh petani dari paguyuban-paguyuban di kawasan gunung sumbing dan sindoro. Pelatihan yang berlangsung selama 12 minggu atau tiga bulan ini mempraktekkan penanaman cabe, buncis, buncis perancis.

Dalam Paparannya Rahardi menyampaikan beberapa catatan pembelajaran dari sekolah lapang tersebut. Diantaranya adalah peserta pembelajaran aktif mengikuti pembelajaran dengan antusias sampai proses berakhir. Catatan lainnya adalah studi belajar yang dipilih terlalu banyak sehingga tidak semua studi bisa dipelajari dengan baik hingga selesai. Catatan lainnya adalah analisis agroekosistem harus diperkuat lagi.

Workshop kemudian dilanjutkan tanggapan dari peserta atas presentasi Rahadi tersebut. Beberapa persoalan mengemuka diantaranya adalah review menyorot lebih banyak tentang aspek persiapan, proses, hingga evaluasi dari sekolah lapang tersebut. Yang menjadi pokok pembahasannya adalah proses, panitia, peserta dan aspek manusia lainnya. Sedangkan proses dan hasil dari tanaman nya itu sendiri tidak tersampaikan dengan cukup. Sehingga ada peserta workshop yang menanyakan perihal capaian dan hasil seperti apakah dari berbagai jenis tanaman yang dijadikan obyek pembelajaran selama tiga bulan tersebut.

Diskusi terus berlansung hingga masuk waktu istirahat dan makan siang. Sehabis makan siang agendanya adalah presentasi dari Bahruddin, Ruth dan Toni seputar implementasi, sejarah dan catatan-catatan penting dari program IOF di SPPQT.

SHARE
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Posting Komentar