Diskusi reguler I bidang pemuda dan LSDP-QT: Sumpah pemuda lahir di dunia yang bergolak

"Masa-masa awal abad 20 merupakan masa pergolakan dunia, karena banyak peristiwa pergolakan penting di dunia terjadi di masa-masa itu. Misalnya gerakan ikhwanul Muslimin muncul di masa itu. Demikian pula di tanah air masa awal abad 20 banyak peristiwa penting yang terjadi mengiringi peristiwa Sumpah Pemuda. Tahun 1908 lahirlah Budi Utomo, tahun 1912 lahirMuhammadiyah, tahun 1926 lahirlah NU, dan tahun 1928 lahirlah Sumpah Pemuda." Demikian Muh Haris mengawali paparannya dalam kajian dalam rangka diskusi reguler bidang pemuda dan LSDP-QT putaran pertama. Lebih lanjut Haris memaparkan bahwa peristiwa sejarah merupakan kait mengkait antara sebab dan akibat. peristiwa satu menyebabkan peristiwa lain, dan peristiwa satu disebabkan peristiwa lain. Pandangan seperti ini penting sekali untuk memahami latarbelakang sebuah peristiwa penting sehingga bisa memahami peristiwa lebih utuh.

"Konteks sekarang adalah bagaimana pemuda saat ini menyikapi situasi yang terjadi dengan membawa karakter yang mudah berubah, optimis, revolusioner, dan sebagainya. tetapi potensi dan kekuatan yang ada sekarang adalah pemuda memiliki kepedulian yang besar." Kata Haris.

Lebih lanjut Haris menyampaikan keluhannya tentang kondisi kaum muda saat ini. "Saat ini hampir 60% pemuda sudah memegang peran-peran politik. Tetapi masalah pemuda saat ini dipengaruhi oleh trend khubbud dunya atau terlalu memuja harta, rend hedonisme, trend konsumerisme dunia. Karena ujung-ujung persoalan saat ini adalah materi. Dengan materi bisa melakukan apa saja. Dan dari sinilah perilaku korup tumbuh" katanya menjelaskan.

Diskusi dalam bentuk kajian ini yang pertama kali mengambil tema: Sumpah Pemuda adalah strategi menghadapi penjajah, bagaimana dengan strategi hari ini? Hadir sebagai penyampai materi dalam kajian kali ini adalah Muh Haris, anggota Dewan Pertimbangan Organisasi SPPQT dan Abdul Rohim Mandanganu, Ketua Pengurus KSP-QT. Diskusi di buka oleh ketua bidang pemuda SPPQT dan diikuti oleh sejumlah peserta baik dari Dewan Pelaksana Serikat maupun para kader muda dari LSDP-QT. Kajian berlangsung seru mulai jam 14.00 sampai jam 17.00.

Abdul Rohim dalam paparannya menjelaskan bahwa dalam rangka memperkuat semangat patriotisme dan menjadi tonggak perjuangan orang mengeluarkan sumpah. Dalam sejarah selain sumpah pemuda, Gajah Mada juga mengeluarkan sumpah yang sangat terkenal yaitu sumpah palapa. "Dalam perjalanan sejarah, peristiwa yang menjadi tonggak itu banyak. Di kita yang melegenda adalah sumpahnya Gajah Mada, hampir sama spiritnya" Katanya.

"Bahwa sekarang perlu diketahui bahwa penjajahan masih ada. Siapakah penjajah itu? karena penjajah adalah subyek saja. esensinya adalah imperialisme, yang merupakan wujud dari ekspansi. Imperialisme yang harus kita kupas sampai saat ini, karena siapapun bangsanya, kalau mengembangkan jiwa-jiwa imperialisme sebenenarnya mereka adalah penjajah." Kata Abdul memberi warning kepada generasi muda tentang pentingnya membangun kesadaran tentang penjajahan dan imperialisme yang menjadi musuh bangsa ini.

Abdul kemudian mengingatkan apa yang dahulu pernah disampaikan Muhammad Hatta mengenai penjajahan sebagai musuh bangsa. "Susahnya dulu dan sekarang, dulu musuhnya adalah penjajah Belanda. Sekarang bisa jadi musuh kita bisa jadi adalah teman kita sendiri. Semakin kabur tetapi dampaknya semakin kuat. Bukan perang fisik tetapi lebih ke perang psikologi."Kata Abdul. Lebih lanjut Abdul memaparkan bahwa ternyata sekarang terlihat bahwa sejak setelah reformasi sampai sekarang itu terwujud dan nyata. Jadi perlu pengkajian yang lebih detail untuk meumuskan siapa penjajah itu.

Dalam sessi diskusi ada beberapa gagasan dan pandangan yang muncul. Ghiyas, dari LSD Berkah alam menjelaskan pentingnya perubahan moralitas bangsa ini karena saat ini kerusakan moral sudah sedemikian parahnya. "Revolusi itu penting. Tetapi yang lebih penting adalah revolusi moral. Jadi duit dan lain sebagainya akan tidak ada ketika revolusi moral telah terjadi." Kata Ghiyas.

Muhlisin, dari LSD Harapan Makmur menanggapi paparan pemateri dengan mengatakan : "Dalam melihat penjajahan, ketidak adilan, secara umum orang terbagi dalam 3 kelompok. Pertama, ketidak adilan sebatas retorika sehingga yang dilakukan juga retoris.Misal para wakil rakyat itu tidak melahirkan kebijakan yang sebenarnya secara normatif jelek. tetapi itu sebatas retorika, tidfak sampai pada langkah-langkah kongkrit. Kedua, melihat ketidak adilan kemudian aksi namun tanpa wacana dan landasan yang kuat, tidak dipublikasikan, tidak menjadi gerakan yang besar. Itu bisa ditemui cukup banyak. Ketiga, perpaduan dari 1 dan 2. Ditambah gerakan yang luas. Keempat, retorika tidak, berbuat tidak, dan menjadi pelaku ketidak adilan." katanya.

Harsun dari bidang perempuan menyampaikan pandangannya bahwa "Sasaran utama dari kapitalisme adalah perempuan dan pemuda. Ini menjadi media pasar kapitalisme. Termasuk di sini pemuda." Kata Harsun. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa pendidikan kalau mengedepankan karakter maka tidak mungkin terjadi korupsi. Maka pendidikan juga berkontribusi terhadap kebobrokan moral bangsa.Alternatifnya adalah revolusi moral. Budaya-budaya saat ini sudah sangat bergeser jauh.misal budaya malam, hubungan sejenis. Perempuan yang ngetrend adalah tawaran sesaat tentang materialistis. Misal jadi psk partime, kimcil, dan sebagainya. Imbasnya adalah hilangnya kepedulian, tergesernya budaya-budaya lokal dan sebagainya, kata Harsun.
M. Safari dari LSD Merdeka berpendapat bahwa anak muda ini dalam pegaulan ingin menunjukkan jatidirinya, agar nampak gaul, dan menurut mereka nilainya bagus. Kita harus merubah apa yang mereka anggao tidak gaul. Mereka merupakan cara pandang yang terlalu menjauh dari agama. Menurutnya membangun qt institute itu harapannya bisa membangkitkan semangat pemuda agar berubah cara pandang yang salah tetnag mereka. Sehinga kekuatan dan bakat pemuda yang ada dalam dirinya menjadi tergali dengan baik, bukan malah terwujud dalam pergaulan yang merugikan, kata Safari.
SHARE
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Posting Komentar