Dampak Pembangunan jalan Tol bagi Pertanian di Salatiga

Proses pembangunan tol semarang solo sessi Ungaran Bawen
Salatiga, Caping. Pemerintah Kota Salatiga merilis hasil kajian mengenai dampak Pembangunan Jalan Tol Semarang-Solo. Kajian ini dilakukan karena Salatiga merupakan wilayah yang dilewati jalan tol. Jalan Tol Semarang-Solo nantinya akan melewati Kota Salatiga dengan pintu keluar (inter-change) di Kecamatan Tingkir. 

Dua kemungkinan atau peluang yang bisa didapatkan Kota Salatiga terkait pembangunan jalan tol ini yaitu berkah atau musibah. Keberadaan jalan tol Semarang-Solo dapat menjadi berkah apabila Kota Salatiga dapat menangkap peluang yang ada. Sebaliknya jika pemerintah Kota Salatiga gagal merespon keberadaan jalan tol akan menjadi musibah karena Kota Salatiga akan menurun drastis ekonominya. Hal ini terungkap dalam laporan Pekerjaan Kajian Pengembangan Ekonomi Dampak Pembangunan Jalan Tol yang dirilis Bappeda Kota Salatiga.

Masyarakat yang bepergian ke arah Solo atau arus mudik dari Jakarta menuju Solo dan daerah sekitarnya serta arah sebalikanya tidak lagi menjadikan Kota Salatiga tempat singgah melainkan langsung menuju ke Solo atau sebaliknya langsung menuju ke Jakarta.

Berkaitan dengan dampak terhadap pertanian dalam kajian itu disebutkan ada dua dampak yang akan dirasakan yaitu dampak sosial dan dampak ekonomi.

Dampak Sosial
Sektor pertanian di Kota Salatiga memang bukan sektor unggulan. Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB relatif kecil (5,46%). Wilayah yang memiliki lahan pertanian cukup banyak adalah wilayah Argomulyo (tegalan), Sidorejo barat dan utara: Sidomukti bagian barat serta Tingkir bagian selatan. 

Daerah tersebut juga semakin lama semakin berkurang karena tanahnya digunakan untuk usaha lain dan perumahan. Wilayah yang terkena dampak Pembangunan jalan Tol secara langsung di Kota Salatiga adalah di Kelurahan Bugel, Kauman Kidul dan Tingkir Tengah. Lahan pertanian yang hilang akibat pembangunan jalan Tol berdampak petani tidak lagi memiliki lahan pertanian atau lahan pertaniannya berkurang. Dengan demikian dengan adanya jalan Tol akan memengaruhi kesempatan kerja di sektor pertanian.

Dengan adanya jalan Tol, akan ada lahan pertanian yang terkena pengalihfungsian lahan. Masyarakat yang terkena dampak langsung adalah petani pemilik lahan. Perlu dicari jalan keluar agar petani yang terkena dampak memperoleh kesempatan kerja di sektor lain. Peran Pemerintah Daerah untuk antisipasi alih profesi sangat diperlukan. Dalam jangka pendek, dengan ada pengangguran petani karena kehilangan lahan garapan. Ganti untung bagi petani yang lahannya dipergunakan sebagai jalan Tol perlu diikuti dengan pembinaan agar pemanfaatan dana dapat berdaya guna.

Yang perlu dipikirkan juga adalah buruh tani. Mereka kehilangan mata pencaharian dan tidak memperoleh ganti rugi.

Dampak Ekonomi

Jalan Tol akan membelah lahan pertanian. Akibatnya akan ada petani yang harus memutar atau melakukan perjalanan lebih jauh untuk sampai ke sawah mereka. Hal ini akan sedikit mempengaruhi biaya pasokan bahan baku dan tenaga. Yang diperlukan adalah jembatan penyeberangan, sehinga petani tidak harus memutar terlalu jauh dari lahan pertanian mereka. Dari hasil observasi di lapangan terdapat kurang lebih 17 petani di Kelurahan Bugel dan 21 petani di Kelurahan kauman Kidul yang tempat tinggalnya akan terpisah dengan sawah yang mereka miliki.

Lebih lanjut, petani yang kehilangan lahan perlu dipersiapkan untuk lapangan pekerjaan baru. Berganti profesi atau mata pencaharian bukanlah hal yang mudah, karena mereka harus menyesuaikan kembali dengan mata pencaharian yang baru.

Keberadaan jalan Tol terhadap sektor pertanian akan menimbulkan tambahan biaya bahan baku dan SDM serta berpengaruh negatif terhadap petani yang terkena lintasan jalan Tol dan juga buruh tani./jb

sumber tulisan:

SHARE
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Posting Komentar