Pengunjung berpose di bawah tiang Barelang |
Adapun nama sesungguhnya dari jembatan Barelang adalah Jembatan Tengku Fisabilillah (jembatan I) dan merupakan jembatan yang terbesar. Kemudian Jembatan Nara Singa (jembatan II), Jembatan Raja Ali Haji (jembatan III), Jembatan Sultan Zainal Abidin (jembatan IV), Jembatan Tuanku Tambusai (jembatan V) dan Jembatan Raja Kecik (jembatan VI). Kesemuanya adalah nama tokoh-tokoh dari dan berpengaruh besar pada Sumatera. Dengan demikian jeenam jembatan ini menghubungkan pulau Batam, rempang dan galang beserta beberapa pulau kecil diantaranya.
Dengan adanya keenam jembatan tersebut maka transportasi menjadi lebih mudah untuk menghubungkan tiga pulau besar dan pulau kecil disekitarnya. Seperti diketahui batam harus mengandalkan pertanian dari pulau-pulau sekitar untuk memenuhi kebutuhan sayurannya. Hal ini disebabkan tanah di Pulau Batam kurang subur karena berwarna putih dan merah. Sedangkan tanah dipulau Rempang mulai diusahakan untuk bertanam sayuran dataran rendah sehingga bisa mensuplai kebutuhan sayur di kota Batam. Namun menurut penuturan teman tadi kebutuhan belum tertutupi sepenuhnya.
Seorang pengunjung berdiri di salah satu sudut Pantai Melur |
Di penghujung rangkaian jembatan tersebut adalah Pulau Galang. Pulau galang dikenal sebagai destinasi wisata Batam karena memiliki pantai Melur yang indah dan Camp Vietnam. Pengunjung bisa melihat sisa-sisa Camp Vietnam yang dihuni manusia perahu di era 70-an hingga akhirnya ditutup pada tahun 1996. Camp ini meninggalkan jejak kesedihan mendalam mulai dari pipa saluran air, jalan beraspal membelah pulau, gereja tua, barak-barak yang ditumbuhi semak belukar, dan tentu saja pemakanan penduduk Vietnam itu sendiri. Dan pantai melur menjadi pintu masuk bagi para pengungsi itu kala itu./jb
0 komentar :
Posting Komentar