Beda logika wisatawan Indonesia dan Singapura

“ Agak aneh ya kalau orang Indonesia ke Batam kemudian menyebrang ke Singapura untuk beli Kaos dan coklat, padahal kan di sini lebih murah, dan barang di sini juga tak kalah bagus.” Kata Eko, Warga Batam, Sabtu (1/12) mengomentari perilaku beberapa pengunjung Batam yang menyeberang ke Singapura untuk berbelanja. “Setahu saya justru orang Singapura dan Malaysia suka belanja di Nagoya dan kawasan Jodoh untuk mencari barang-barang bagus dan murah”, katanya melanjutkan. Nagoya, kawasan jodoh adalah salah satu pusat perbelanjaan murah di daerah Batam.

Kemudian Eko menunjuk pada orang-orang yang duduk rapi di kursi-kursi yang tersedia di sebuah restoran cabang dari Jakarga di sebuah mall. “Itu kebanyakan orang Singapura dan Malaysia, kalau Sabtu Minggu suka datang ke sini untuk mencari udara segar, memburu kuliner lezat dan belanja barang murah,” katanya dengan nada agak serius. “Tahu ndak kenapa?, Karena di sini variasi makanan lebih banyak dan lezat, harga lebih murah karena belinya pakai rupiah, termasuk ketika mereka belanja kaos, tas dan beberapa barang keperluan lain,” katanya lebih lanjut.

Kemudian Eko mengajak makan di restoran tersebut untuk mengetahui lebih dekat. Setelah memesan makanan maka mulailah melihat sekitar. Ternyata para pengunjung yang kebanyakan orang Singapura itu makan dengan bergegas. Setelah selesai segera meninggalkan tempat. Ternyata tanpa disadari di pintu masuk diberlakukan antrean. Jadi pengunjung baru baru bisa masuk setelah ada pengunjung yang keluar restoran karena saking penuhnya.

“Mereka bisa dengan mudah menemukan masakan sunda, gudeg jawa, rendang padang, atau seafood yang lezat di sini dengan harga murah mas, jadi mereka rela antre dan menunggu di depan pintu.” Kata Eko lebih lanjut. Rupanya Batam menjadi destinasi wisata kuliner aneka masakan nusantara dan hal itu sudah diketahui orang banyak.

Eko juga menjelaskan bahwa pengunjung dari Singapura yang memenuhi sudut-sudut mall kadang suka pulang ke Singapura membawa mie instant. “Kadang mereka datang pagi, lihat dan jalan-jalan disini, kemudian berburu kuliner, terus pulang dengan membawa 1 dus indomie, “ katanya.



SHARE
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Posting Komentar