Mengitari kawasan hulu mata air Senjoyo
Kawasan Senjoyo, Caping. Mata Air Senjoyo digunakan banyak pihak, mulai dari penggunaan rumah tangga, mengairi lahan pertanian, perusahaan air minum daerah, kebutuhan industri, hingga kebutuhan perumahan militer di Salatiga. Senjoyo juga menarik orang untuk berkunjung setiap harinya. Pengunjung bertambah banyak di momen-momen tertentu. Misalnya ketika padusan, ketika selikuran dan beberapa momen penting lainnya.
Jumat Siang 18/10, Caping berkesempatan ikut dalam rombongan tim sumur resapan mengitari kawasan hulu mata air Senjoyo yang meliputi Kecamatan Argomulyo, Kecamatan Tengaran, dan Kecamatang Getasan. Kecamatan-kecamatan tersebut memang terletak di kaki Gunung Merbabu sebelah timur laut yang aliran airnya mengarah ke sungai dan mata air senjoyo. Tim meluncur keluar dari kompleks SPPQT menjelang jam 2 siang.
Arah pertama yang dituju adalah daerah di Kecamatan Argomulyo. Kawasan ini terdiri dari tegalan, kebun dan perumahan penduduk. Tim meluncur melewati daerah Randu Acir dan Kumpulrejo hingga akhirnya keluar dari wilayah Salatiga menuju Jetak, Kecamatan Getasan, tepatnya desa Jetak. Daerah yang dilewati kebanyakan rumah penduduk dan tegalan. Tegalan ditanami palawija dan tanaman keras seperti sengon, mahoni, suren, nangka, bambu dan beberapa tanaman keras lainnya.
Tim terus bergerak masuk di dusun-dusun di desa Jetak. Diantara anggota tim mulai menunjuk beberapa rumah di Jetak. Disanalah banyak dibangun biogas digester kerjasama SPPQT, Masyarakat Jetak dan Biru dari Hivos. Di rumah-rumah yang ditunjuk terdapat stiker tanda rumah nya dibangun biogas digester. Stiker-stiker itu ditempel di kaca jendela dan ada juga yang ditempel dipintu rumah.
Tim terus naik dan akhirnya sampai di hulu sebuah sungai. Budi, salah satu tim mengatakan bahwa sungai tersebut merupakan hulu sungai yang sampai di senjoyo. Tim turun dari kendaraan dan melihat sekitar. Ada beberapa mata air yang ditapung dalam kolam beton untuk disalurkan dengan pipa ke beberapa tempat. Sayangnya tempat tersebut sepi sehingga tidak ada yang bisa dimintai keterangan kemana sajakah mata air tersebut disalurkan dan untuk kepentingan apa. Di tempat tim berhenti ada sekitar 6 mata air yang terlihat dan disalurkan dengan pipa-pipa.
Kawasan tegalan dan sawah tadah hujan sekitar mata airu itu banyak ditemui tanaman yang mulai mengering karena kemarau. Ada tanaman lombok, bekas tanaman tembakau, ketela pohon, dan beberapa tanaman palawija lainnya. Setelah beberapa saat tim melihat-lihat tim kembali bergerak. Arah yang dituju adalah desa butuh. Kendaraan yang mengangkut tim berjalan pelan dan nampak tim beberapa kali berhenti untuk mengambil gambar di beberapa lokasi.
Di desa Butuh tim menelurusuri jalan di dusun-dusun di desa tersebut. Pekarangan masih luas, tegalan luas dan rumah rumah berhalaman luas. Suasana desa masih lekat sekali dengan kebun-kebun luas bertanaman keras di sana-sini. Rumah-rumah ada disela-sela kebun. Tetapi jalanan dan perumahan di desa butuh ini cukup tertata. Selain bertani banyak Masyarakat desa butuh bekerja di pabrik kayu lapis di sekitar desa.
Setelah sekian lama tim menyusuri jalanan di desa butuh akhirnya masuk di Desa Patemon. Di Patemon ini banyak berdiri pabrik-pabrik seperti kayu lapis dan sebagainya. Tim melewati salah satu komplek pabrik tersebut untuk menuju kelurahan patemon di kota salatiga. Rutenya ternyata kembali masuk ke wilayah Kecamatan Getasan atau tepatnya ke beberapa ruas jalan di Jetak sebelah timur. Tidak lama kemudian tim mulai masuk Kelurahan Noborejo Kecamatan Argomulyo. Kelurahan ini merupakan area penangkap air untuk mata air hingga Senjoyo bersama desa-desa lain di Kecamatan Tengaran dan Getasan di Kabupaten Semarang.mengitari kawasan hulu mata air Senjoyo.
0 komentar :
Posting Komentar