PILKADES...PILIH SIAPA???

Krajan (27/1) pukul 07.30 di balai desa tepatnya di desa Plantungan telah resmi dibuka Pilkades periode 2013-2019. Kedua calon Kades telah  siap dipilih oleh warga setempat. Panitia telah menetapkan DPT (Daftar Pemilih Tetap) sebanyak 3523 jiwa pemilih. Namun, warga yang hadir hanya 3000 jiwa. 87 suara tidak terpakai dikarenakan rusak dan ketidakhadiran warga.  DPT telah ditetapkan  beberapa bulan sebelum terlaksananya Pilkades dengan pencatatan dan survey langsung ke lapangan oleh panitia. Sebelumnya kedua calon harus mencalonkan diri kepada panitia 1 bulan sebelum Pilkades. Persiapan yang dilakukan nampak sangat serius. Terbukti dari kinerja panitia serta antusiasme warga yang mengikuti jalannya Pilkades dengan tertib dan kondusif. Ketertibanpun juga dijaga dengan ketat oleh pihak keamanan, baik dari Linmas setempat serta personil keamanan dari Polsek Suruh. Pilkades saat ini dapat berjalan dengan tertib dan kondusif karena  pengamanan dijaga dengan ketat pada H-1 serta saat hari H pemilihan. "Polsek Suruh meluncurkan 16 personil untuk menjaga keamanan pilkada“ujar Makhyan salah satu personil dari kapolsek.
Pilkades kali ini  diikuti 2 peserta, yakni Nurkholis dengan nomor urut 1 warga dari dusun  Jengglong dan Saiful Hadi dengan nomor urut 2 warga dari dusun Jengglong juga. Mereka memiliki hubungan yang kurang harmonis. Kedua kubu ini saling bersaing untuk memperebutkan kursi kepemimpinan  hingga mengakibatkan kericuhan dan ancaman dari pendukung kedua kubu. Namun kekerasan tidak berupa tindakan hanya ancaman secara lisan saja, sehingga tidak berujung pada kekerasan fisik. Sepertinya calon Kades dengan nomor urut  1 ini belum begitu dikenal oleh masyarakat karena kurang aktif dalam organisasi di masyarakat . Meskipun berlatar belakang ikut aktif dalam partai PKS namun tidak berpengaruh kemenangan dalam Pilkades. Ternyata keaktifan dalam partai tidak mempengaruhi kemenangan. Adapun calon Kades dengan nomor urut 2 berbeda dengan calon kades dengan nomor urut 1 yang lebih dahulu dikenal oleh masyarakat. Bukan karena keaktifan dalam organisasi dalam masyarakat, namun ini merupakan pencalonan untuk kedua kalinya. Pada periode sebelumnya beliau dikalahkan oleh Drs. Dasuki. Beliau memiliki latarbelakang bekerja sebagai seorang wiraswsta serta kurang aktif dalam organisasi partai politik. Namun organisasi politik tidak begitu berpengaruh, terbukti kemenangan kali ini berpihak pada peserta dengan nomor urut 2. Selain itu pendukung juga sangat berpengaruh seperti tokoh-tokoh masyarakat. Sebenarnya  perolehan suara hanya selisih 477. Nomor peserta 1 mendapat 1218 suara serta nomor urut 2 mendapat 1695 suara. Sehingga, Pilkades periode 2013-2018 dimenangkan oleh Saiful Hadi dengan nomor urut 2. Dengan ini kedua calon memiliki kekuatan yang seimbang suaranya,  terbukti tidak banyak selisih surat suara padahal calon kades dengan nomor urut 1 belum begitu dikenal oleh masyarakat namun beliau sudah memiliki figure yang baik dimata masyarakat. "Kedua calon kades memiliki kelebihan dan kekurangan serta tidak ada  terbukti melakukan money politik” ujar Sartiyah (45) warga desa Krandon Lor. Pilkada ini menghabiskan dana yang cukup fantastis hingga mencapai 42 jt. Adapun  perincian dana pilkades sebagai berikut:
1. Administrasi : Rp.5.000.000
2. Pemutakhiran data : Rp.3.863.000
3. Biaya rapat : Rp. 1.450.000
4. Sosialisasi : Rp. 2.600.000
5. Perlengkapan : Rp. 2.087.000
6. Honor untuk panitia : Rp. 12.100.000
7. Konsumsi : Rp. 4.070.000
8. Uang kehormatan : Rp.4.900.000
9. Dokumentasi : Rp.100.000

Sebelum Pilkades berlangsung tepat sehari sebelumnya terlihat pertentangan dari kedua kubu, adanya ancaman tak dapat dielakan sehingga berlangsung aksi premanisme. Namun Pilkades dapat berjalan baik hingga sampai akhir.
SHARE
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Posting Komentar