Ada beberapa hal yang masih bisa dikenang dari kebiasaan petani jaman dahulu dibandingkan dengan petani jaman sekarang. Kenangan ini penting karena sebenarnya dari sanalah petani berdaulat atas kehidupan mereka sebagai petani. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Jaman dahulu petani menyiapkan sendiri bibit dari tanaman mereka dengan menyisihkan sebagian panen mereka. Artinya apa yang mereka panen itulah bibit di kemudian hari walaupun mungkin dibutuhkan perlakuan khusus. Petani memiliki kemampuan dan kewenangan memelihara bibit dari berbagai jenis. Padi misalnya, banyak padi local yang dipelihara petani dan mereka tanam kembali. Petani menyimpan bibit mereka bersama simpanan padi sebagai bahan pangan. Begitu juga jagung. Petani menyimpan simpanan jagung mereka sebagai bahan pangan dan sebagian ditanam kembali. Begitu juga petani yang menanam sayur, tembakau kesemuanya menyiapkan bibit mereka sendiri. Dahulu petani mandiri dalam penguasaan benih dan bibit.
2. Mengelola lahan dengan membajak tanah. Membajak tanah adalah menggunakan hewan ternak baik kerbau ataupun sapi. Kerbau dan sapi ini selain digunakan untuk membajak sebenarnya juga berfungsi sebagai penyedia pupuk. Seandainya setiap ekor sapi sehari mengeluarkan kotoran sebanyak 10 Kg, maka dalam setahun sudah terkumpul sekitar 3650 Kg pupuk. Bila seorang petani memiliki 2 ekor sapi otomatis mereka memiliki 7300 Kg pupuk. Andai ketika kering bobotnya tersisa sepertiganya berarti petani memiliki lebih dari 2000 Kg pupuk kering siap pakai untuk menyuburkan tanah mereka. Keberadaan hewan untuk membajak memperlihatkan bahwa kehidupan petani tidak bisa dilepaskan dari ternak, terkait dalam mengolah lahan dan menyediakan pupuk.
3. Memanen hasil pertanian. Jaman dahulu petani mengelola sendiri hasil panen mereka. Mereka mencabut kacang, derep, dan memanen jagung mereka satu persatu. Kemudian mengeringkan hasil panen mereka, menjemur, memilah, mensortir, dan seterusnya. Dari situ petani bisa memilah mana produk yang dijual, dimakan sendiri ataupun disiapkan untuk bibit. Ada managemen pengelolaan hasil panen yang memadai sehingga terjaga keberlanjutan kehidupan pertanian mereka. Petani jaman dahulu tidak serta merta menjual panenan ketika masih di sawah sehingga terhindar dari paceklik atau kehabisan bahan pangan, atau terjebak dalam system ijon. Bahkan dahulu ada cerita bahwa hasil panen musim panen yang lalu masih tersedia di lumbung ketika panen berikutnya. Artinya stok pangan mereka aman. Jadi tidak ada cerita petani padi harus ngutang uang untuk beli beras.
4. Menjaga hubungan dengan alam. Petani dahulu melakukan beberapa hal terkait dengan upaya mereka menggarap tanah. Diantaranya adalah slametan, wiwit, juga ritual lain dalam rangka memanjatkan doa. Bertani dipahami sebagai bagian dalam menjalani proses hidup, lebih dari sekedar bekerja menggarap lahan. Sehingga kelestarian alam diperhatikan, mata air dijaga, dan selalu memperhatikan tanda-tanda alam. Maka lahirlah pranata mangsa sebagai hasil mereka belajar dari alam. Alam dilihat sebagai sesuatu yang menyediakan kehidupan, bukan sesuatu yang harus dikuasai apalagi diperjual belikan.
-
Blogger Comment
-
Facebook Comment
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar :
Posting Komentar