Dr. Mundjirin. ES.SpOG. (@mundjirin) |
Demikian Bupati Kab Semarang, Mundjirin, mengawali sambutannya di hadapan ribuan warga Krandon Lor yang berbaur dengan pengagum Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf atau dikenal dengan Habib Syeikh atau Beb Syekh, Senin, 24/8. Mundjirin datang ketika shalawatan berlangsung, mengenakan baju putih celana hitam berpeci. Acara ini digelar dalam rangka peresmian lapangan dan peringatan 70 tahun kemerdekaan Republik Indonesia di Krandon Lor, Kecamatan Suruh. Pentas wayang kulit dan pertunjukan musik dangdut juga telah digelar di dua malam sebelumnya, sehingga sholawatan ini adalah penghujung acara peringatan.
Mereka memadati lapangan yang dibangun di atas tanah desa ini untuk mendengarkan sholawat bersama Habieb Syei. Sebagian ada yang menggelar tikar di sawah-sawah disekitar lapangan karena sedang kering setelah ditanami padi. Sebagian lagi tersebar di pinggiran jalan di sepanjang Tuksongo-Plantungan, sepanjang sekitar 1.5 kilo meter di sebelah utara lapangan. Ada pula yang cukup menikmati sholawatan di teras-teras rumah warga di dusun tuksongo dan plantungan karena mungkin malas berdesakan dilapangan. Karena dari arah ini lapangan dan panggung juga telas terlihat dan suara sound system jelas terdengar.
"Terimakasih pula bahwa baru saja memperingati 70 tahun indonesia merdeka." Kata Mundjirin lebih lanjut. "Kemerdekaan mboten gampil dicapai, direbut oleh pejuang-pejuang kita, pahlawan kusuma bangsa. dengan taruhan ceceran darah dan linangan air mata, dengan korban harta benda, bahkan jiwa dan raga." Katanya berapi-api. Bahasa yang digunakan campuran bahasa Jawa dan Indonesia.
Lebih lanjut Mundjirin mengajak warga desa Krandon Lor dan Syeikher mania untuk mengisi kemerdekaan dengan giat membangun. "Milo monggo, kita harus mengikuti dan mengisi kemerdekaan ini dengan benar, membangun mboten namung mbangun dalan, jembatan, gedung, neng ugi mbangun akhlak moral lan mental." Katanya berapi-api.
Lebih lanjut Mundjirin menyampaikan ucapan terimakasih kepada para ulama atas perannya membangun akhlaq manusia Indonesia, khususnya di Kabupaten Semarang. "Matur nuwun dateng ulama, khabaib, matur nuwun,sering sanget diparingi petuah-petuah, ulangan lan ngaos, ugi sholawatan koyo ngoten niki kathae." [Terimakasih kepada ulama, khabaib, terimakasih, sering sekali diberikan peruah-petuah, pelajaran dan pengajian, juga sholawatan seperi ini banyaknya.] Kata Mundjirin penuh kesungguhan.
Di akhir sambutannya Bupati yang hendak maju lagi dalam pilkada Kab Semarang ini berpesan untuk tetap menjaga persatuan, persaudaran dan ukhuwah. "Monggo wonten kesempatan nopo ke mawon ojo ngantek ninggalke ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyah, ukhuwah basyariyah, ukhuwah insaniyah.sesami kito umat adam.sesami kito muslim. ojo do regejekan. ojo do tukaran." [Marilah kita semua dalam semua kesempatan, jangan sampai meninggalkan ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyah, ukhuwah basyariah, ukhuwah insaniyah. Sesama kita umat adam sesama kita umat islam, jangan saling berseteru, jangan saling bertengkar]. Kata Mundjirin.
Ribuan warga dan penggemar Syeikh terus memadati lapangan, jalan-jalan sekitar lapangan dan persawahan di sebelah timur lapangan hingga shalawatan usai./jb
0 komentar :
Posting Komentar