Makna dan Efektifitas Gambar Bahaya Kemasan Rokok


Gambar peringatan bahaya merokok (www.scmp.com)
Tanda gambar bahaya merokok pada bungkus rokok dinilai efektif meyakinkan perokok, mantan perokok, dan bukan perokok untuk tidak merokok. Pemerintah berencana meningkatkan ukuran tanda gambar peringatan kesehatan pada kemasan rokok hingga 75 persen pada tahun 2017.

Itu hasil Survei Nasional Penilaian Implementasi Peringatan Kesehatan Bergambar (Pictorial Health Warning/PHW), seperti disampaikan Kepala Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Dede Anwar Musadad setelah peluncuran iklan masyarakat tentang peringatan bahaya merokok bekerja sama dengan World Lung Foundation, di Jakarta, Jumat (22/5).
Dari lima jenis gambar bungkus, yang paling efektif memberi informasi bahaya merokok adalah gambar kanker paru (92,8 persen), disusul kanker tenggorokan (91,1 persen), dan kanker mulut (89,8 persen).
Dua gambar lain tidak efektif, yakni gambar orang merokok berlatar belakang tengkorak dan perokok menggendong anak, karena kurang dari 60 persen. "Kami dapat rekomendasi dua gambar itu diganti," kata Dede.
Survei bermitra dengan 18 organisasi pegiat pengendalian tembakau. Survei dilakukan terhadap 5.355 orang dari 18 kabupaten/kota mewakili 13 provinsi. Sebanyak 83,9 persen responden mengatakan PHW membuat mereka peduli bahaya merokok. Para responden, perokok 70,8 persen, mantan perokok 87,2 persen, dan bukan perokok 92,4 persen.
Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan mengamanatkan PHW sebesar 40 persen kemasan rokok. Peraturan itu diterapkan 24 Juni 2014 dengan lima jenis gambar berbeda.
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Untung Suseno Sutarjo mengatakan, efektivitas pesan peringatan bergambar tak serta-merta membuat orang berhenti merokok. Namun, pemahaman mengisap rokok membuat diri sendiri dan orang lain rugi harus terus diinformasikan.
Menurut Communications Officer World Lung Foundation Enrico Aditjondro, kampanye berani diperlukan. "Iklan gamblang dan menimbulkan emosi negatif kuat kian mendorong orang berhenti merokok dan menolak paparan asap," katanya./

Sumber: Kompasprint
SHARE
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Posting Komentar