Menengok Tanaman di kebun kita

rerimbunan pohon pala, kopi, suren
Kopi, Pala dan suren
oleh: Mujab

Kopi muda dengan bauh yang masi hijau


Pisang raja dengan bauh cukup bagus

Daun Ketela pohon sebagai sayur
Ungaran, Caping. Kebun atau lebih jelasnya tanah pekarangan, karena memang tidak mengacu pada perkebunan skala luas, sesungguhnya menyimpan banyak potensi. Ada tumbuhan yang tumbuh di sana dan jika dikelola dengan baik tentu akan memberikan nilai tambah, baik secara material, finansial ataupun nilai tambah lainnya.

Buah rambutan tersisa di pohon
Hal ini juga tidak kalah menarik ketika pekarangan dan biasa disebut kebun oleh pemiliknya kemudian dibandingkan dengan tanah perkebunan sebagai bentuk usaha mengelola tanah untuk ditanami tanaman tertentu dalam skala lebih luas dan memiliki lembaga usaha. Di Indonesia dikenal ada PTPN, PTP Swasta dan investor yang menginvestasikan uang mereka dalam bentuk agroindustri dan kadang sudah tidak lagi dikatakan sebagai perkebunan.

Daun talas untuk sayur
Caping mencoba merekam beberapa potensi tanaman kebun baik yang ditanam di kebun penduduk maupunyang ditanam di lahan yang dikelola perkebunan ketika meliput Ketua Umum SPPQT, Ruth MS dan jajarannya meninjau lokasi pembangunan sumur resapan di daerah tangkapan air mata air ngablak pada Selasa, 21/4. Lokasi pembangunan sumur ini berada di kaki Gunung Ungaran sisi timur di Kecamatan Ungaran Barat, Kab. Semarang.

Ada tanaman untuk industri yang di tanam di perkebunan seperti pala, kopi dan juga pepohonan kayu keras. Ada juga tanaman untuk dikonsumsi langsung yang di tanam di kebun rakyat yang seperti pisang, rambutan, dan juga sayuran kebun seperti daun lumbu dan ketela.

Disela-sela tanaman itulah SPPQT-IUWASH dan CCFI dengan dukungan dari masyarakat dan PTPN membangun sumur resapan. Di daerah tangkapan air mata air ngablak ini terbangun sebanyak 80 unit sumur resapan./jb
SHARE
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Posting Komentar