Mengenal Joko Widodo; Dari Solo- menuju Jakarta 1

Jokowi melambaikan tangannya
Jokowi pemimpin fenomenal. Ia lahir dan tumbuh di Solo, sebuah kota dengan kultur jawa yang kental. Solo merupakan pusat budaya jawa selain Jogjakarta. Dalam artikel yang dirilis id.wikipedia dsebutkan bahwa ternyata kehidupan Joko Widodo atau yang akrab dipanggil Jokowi itu cukup menarik untuk disimak. Dalam artikel teresbut ditulis lengkap mengenai Jokowi kecil hingga kini menjabat sebagai gubernur Jakarta. Kali ini Caping menyunting artikel tersebut dengan melihat kehidupan Jokowi kecil hingga menjadi dasar baginya untuk memasuki dunia politik, dunia yang kini membesarkan namanya. Kisah ini penuh inspirasi dan semoga menginspirasi pembaca semua.

Ir. H. Joko Widodo (lahir di Surakarta, 21 Juni 1961; umur 52 tahun), atau yang lebih akrab dipanggil Jokowi, adalah Gubernur DKI Jakarta terhitung sejak tanggal 15 Oktober 2012. Ia merupakan gubernur ke-16 yang memimpin ibu kota Indonesia.

Sebelumnya, Jokowi menjabat Wali Kota Surakarta (Solo) selama dua periode, 2005-2010 dan 2010-2015, namun baru 2 tahun menjalani periode keduanya, ia mendapat amanat dari warga Jakarta untuk memimpin Ibukota Negara. Dalam masa jabatannya di Solo, ia didampingi F.X. Hadi Rudyatmo sebagai wakil walikota. Ia dicalonkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

Joko Widodo lahir dari pasangan Noto Mihardjo dan Sujiatmi Notomiharjo. Dengan kesulitan hidup yang dialami, ia terpaksa berdagang, mengojek payung, dan jadi kuli panggul untuk mencari sendiri keperluan sekolah dan uang jajan. Saat anak-anak lain ke sekolah dengan sepeda, ia memilih untuk tetap berjalan kaki.

Mewarisi keahlian bertukang kayu dari ayahnya, ia mulai pekerjaan menggergaji di umur 12 tahun. Penggusuran yang dialaminya sebanyak tiga kali di masa kecil mempengaruhi cara berpikirnya dan kepemimpinannya kelak setelah menjadi Walikota Surakarta saat harus menertibkan pemukiman warga.
Dengan performa akademis yang dimiliki, ia diterima di Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada. Kesempatan ini dimanfaatkannya untuk belajar struktur kayu, pemanfaatan, dan teknologinya.

Selepas kuliah, ia bekerja di BUMN, namun tak lama memutuskan keluar dan memulai usaha dengan menjaminkan rumah kecil satu-satunya, dan akhirnya berkembang sehingga membawanya bertemu Micl Romaknan, yang akhirnya memberinya panggilan yang populer hingga kini, Jokowi. Dengan kejujuran dan kerja kerasnya, ia mendapat kepercayaan dan bisa berkeliling Eropa yang membuka matanya. Pengaturan kota yang baik di Eropa menjadi inspirasinya untuk diterapkan di Solo dan menginspirasinya untuk memasuki dunia politik. Ia ingin menerapkan kepemimpinan manusiawi dan mewujudkan kota yang bersahabat untuk penghuninya.

Dalam kehidupan keseharian sebagai gubernur Jakarta Jokowi tidak meninggalkan kebiasaannya. Kebiasaan itu diantaranya kesukaannya pada musik Rock sehingga tetap saja berbaur dengan penonton di arena konser musik. Hal ini dilakukan tanpa canggung karena memang Jokowi biasa berbaur dengan rakyat.

Jokowi juga memiliki trademark unik dalam kepemimpinannya yaitu blusukan. Sehari setelah remsi dilantik menjadi gubernur, tahu-tahu sudah blusukan di tepian sungai untuk melihat secara langsung persoalan banjir yang menghantui jakarta, salah satunya dari sungai.

Kini Jokowi sudah milik bangsa. Ketika tokoh-tokoh lain mengeluarkan beaya ratusan juta untuk membangun citra dan menarik media, Jokowi justru kemana-mana selalu diikuti media. Apapun yang dilakukan Jokowi layak jadi berita. Kebijakannya, perilakunya, komentar-komentar lucunya, cara menghadapi pihak yang menentang kebijakannya, semua ditulis media yang membuntutinya. Ketika tokoh lain sibuj berpikir bagaimana cara berkampanye, Jokowi seakan kampanye setiap hari, bahkan ketika  Jokowi tidak merencanakannya untuk berkampanye.

foto: http://forum.kompas.com/kompasiana/235132-yuk-ngobrol-bareng-jokowi-di-kompasiana-modis.html
SHARE
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Posting Komentar