oleh: mujab
Air mengingatkanku bahwa: arah dan tujuan itu ada..
Bahwa: jurang, batu, ngarai dan gunung adalah jalan
Menegaskan bahwa: daratan, lautan, dan udara adalah kejelasan makna
Bagi mereka yang acuh, lalai ataupun lupa
Lantas aku kembali pada kata-kata
Yang selama ini lebih dari sekedar gambaran dari suara dan ekspresi semata
Lewatnya hendak ku wakilkan bahwa: makna lebih dari sekedar catatan indera
Karena ternyata dirimu lupa mencatat indera pemarah, pendendam dan pelupa
Sesobek suasana terasa luput
Diantara kata-kata dan tumpukan buku yang berdebu
Disela sunyi, senja dan putihnya kabut
Menyatakan; tubuhmu membelenggu pemikiranmu, jiwamu kerdil oleh syahwatmu
Tubuhku terduduk terhimpit tumpukan-tumpukan tanya yang usang
Bahkan tumpukan-tumpukan tanya sendiri mulai lelah karena; jawab tak segera datang
Kalaupun datang rupanya; luput, walaupun sebenarnya realistis
Rupanya; salah, walaupun sesungguhnya logis
Mengapa dirimu tidak menyukai sesuatu yang kau sendiri tak bisa lepas darinya
Dirimu tak kunjung menjawab tanya-tanya yang kau tanyakan sendiri bahkan;
Tanya-tanya itu mempertegas siapa dirimu sesungguhnya
Hingga aku terpuruk dalam kabut malam, angan yang gelap dan serapah
Kadang;aku ingin menjadi gelap malam, karena…
Walaupun kadang tidak kau sukai, namun
Gelap malam menghangatkan tidurmu,..menemani mimpi-mimpi indahmu
Menjelaskan indahnya bintang dan terangnya rembulan, malah seringkali…
Menambahkan nada-nada indah dalam syair rindumu…, dan pastinya;
Menjadi esensi dari malam itu sendiri.
Namun rupanya;
Kau justru memeluk gelap, dan bukan
Mimpi indahmu; aku
Batam, 1 Desember 2013
-
Blogger Comment
-
Facebook Comment
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar :
Posting Komentar