Jamaah Produksi belajar jamur di Sumberjo

Rombongan motor itu berjalan pelan meninggalkan halaman gedung RC di Kalibening, Salatiga, Sabtu Pagi (7/12). Rombongan yang terdiri dari sekitar 10 motor dan 1 mobil itu mantap meluncur ke arah timur melewati tanjakan ujung-ujung dengan tanpa ragu. Mereka Rombongan peserta jamaah produksi yang hendak belajar tentang budidaya jamur di Desa Sumberjo, Pabelan, Kab. Semarang. Nampak dalam rombongan ini ada Bahruddin, pengajar di jamaah produksi, Mujab, Nurul Munawaroh dan Harsun, selaku panitia jamaah produksi.

Peserta Jamaah produksi ini mendatangi lokasi karena hendak bertemu dengan pengelola usaha jamur sekaligus melihat langsung beberapa hal penting terkait dengan budidaya jamur, baik jamur tiram maupun jamur kuping. Sekitar 20 menit perjalanan naik motor rombongan itu disambut tuan rumah dengan ramah dan dipersilahkan masuk ke ruangan tengah yang cukup luas dan duduk lesehan.

Dipinggir ruangan tersebut peserta sudah disambut oleh alat untuk membuat baglok jamur yang terbuat dari kayu. di bawahnya terdapat beberapa baglok yang telah dikerjakan dan sengaja ditaruh disitu agar peserta bisa melihat dengan jelas. Perlahan-lahan tuan rumah membuka pembicaraan dan akhirnya agenda berjalan mengalir dengan tanya jawab. Jadi nara sumber memberikan keterangan dan penjelasan berdasarkan sesuaty yang ditanyakan peserta.

Setelah berjalan beberapa lama kemudian peserta dibawa menuju lokasi untuk budidaya jamur. Disana peserta disambut dengan dua buah tungku untuk memanaskan baglok yang hendakdi tanami jamur. Ada kota besar berisi baglok yang siap dipanasi dengan uap air dari kedua tungku tersebut. proses pemanasan menggunakan kayu bakar biasa dan setiap tungku terdiri dari duabuah drum. uap airnya disalurkan ke dalam kotak beton yang berisi baglok tadi.

Kemudian peserta diajak masuk ke dalam ruang tertutup tempat jamur tersebut dibudidayakan. ruang dibuat tertutup untuk menjaga kelembabannya. di dalamnya berjajar ribuan baglog yang tertata rapi. ada yang masih baru, ada pula yang telah mengeluarkan jamur tiram berwarna keputih-putihan. banyak diantara jamur dari baglok tersebut yang telah siap di panen.

Di sana Pak Joko, pemilik usaha jamur tersebut menjelaskan beberapa hal yang ditanyakan peserta mengenai budidaya jamur sesuai dengan apa yang mereka lihat. Diantaranya menjelaskan tentang cara menjaga kelembaban udara yang sesuai dengan kebutuhan jamur tiram, cara menata baglog agar tidak ambruk atau runtuh, cara mengatur pencahayaan, dan beberapa hal penting lainnya. Setelah sekitar 45 menit pembelajaran berlangsung di dalam ruang budidaya jamur, peserta kemudian keluar untuk melihat budidaya lele yang ada di sekitar tempat jamur tersebut.

Ada beberapa kolam yang telah ditaburi ikan lele dari berbagai tingkatan umur. Selain kolam semen ada juga satu kolam berisi lele yang masih kecil dan kolam tersebut terbuat dari bambu yang berbentuk seperti drum. Setelah beberapa saat melihat-lihat kolam peserta itu kemudian pamitan kepada Pak Joko dan kerabatnya untuk pulang kembali ke Kalibening./
SHARE
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Posting Komentar