HUJAN




Kupandangi hamparan gerak air jatuh melalui gravitasi alam,
Jutaan kelopak percikannya selaksa sakura berguguran,
Menghempas, menyeruak tak beraturan,
Garis-garis langkah manusia menguras dahaga sempurna,
Ku dengar daun-daun bergumam syukur berkat rahmat-Nya,
Akar-akar menghujam kuat mencengkram jantung bumi,
Rytme angin menggusarkan alunan gemericik hujan,
Menggeleng-gelengkan ujung daun, mengibas terantuk-antuk manja,
Setiap hitungan ruas jari meleleh sebutir bahagia dari kekosongan mata,
Awan kelabu menyelimuti ujung pandangan hingga nampak kelabu dan usang,
Seberkas cahaya dengan gagah berani membelah keheningan ruang langit,
Goresnya sempurna, jingga horizontal menusuk ufuk langit timur,
Layaknya jalan-jalan penerangan menuju Arasy-Nya,
Padam, hening, sunyi..
Ketika lepas ku tinggalkan bayang senja tanpa satu nafas mengakhiri,
Sejengkal langkah ku menapak,
Bukan, bukan dikutub melainkan menengah ditengah pandang mataku,
Selintas aurora melengkung diatas langit,
Jutaan tetes itu kembali menghujam,
Meredam sang putri aurora menuju keremangan senja.

SHARE
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Posting Komentar