Panen raya di Albarokah, Gubernur: "Kene seng akeh, tak Gepyoke,.."

Tumpeng tiga warga
Selepas mengikuti sarasehan petani dalam rangka harlah SPPQT ke 14 dan membuka training of trainer jamaah produksi di KBQT, Gubernur Jawa Tengah kemudian meluncur ke Paguyuban Petani ALbarokah, Ketapang, Susukan Kab. Semarang. Disalah satu paguyuban petani anggota SPPQT tersebut Gubernur melakukan panen raya bersama petani. Disana telah menunggu ratusan petani dari Paguyuban Petani ALbarokah untuk bersama-sama memanen tanaman padi varitas lokal. Dilokasi ini Gubernur Jawa Tengah disambut Wakil Bupati Kab Semarang, Warnadi.

Sebelum panen raya, Gubernur terlebih dahulu melakukan potong tumpeng dalam rangka harlah SPPQT ke 14. Ada satu tumpeng besar dengan dasar tumpeng dari beras hitam, tengah tumpeng beras warna putih dan atas tumpeng berwarna merah. TUmpeng tiga warna tersebut berada diantara tumpeng tumpeng kecil lain yang seluruhnya berjumlah 14 buah. Nampak menonjol diantara deretan lauk adalah ayam ingkung besar diantara lauk-pauk tradisional yang biasa disantap para petani.

Pencanangan konservasi dengan membangun sumur resapan
di Mata Air Ngablak dan Senjoyo
Kemudian Gubernur meresmikan pembangunan 800 sumur resapan yang akan segera dilaksanakan SPPQT dalam rangka konservasi. SUmur resapan ini rencananya akan di bangun di daerah hulu mata air Ngablak di Ungaran dan Senjoyo di Tengaran. Nampak dalam Banckgroud tersebut tertuliskan peresmian membangunan sumur resapan oleh SPPQT yang sekaligus menjadi penutup sisi deklit bagian barat sehingga melindungi hidangan tumpeng dan lauk dari sengatan sinar matahari dari sebelah barat. Gubernur nampak khidmad dalam melalui dua acara sakral ini.

Setelah acara potong tumpeng dan memanjatkan doa keselamatan selesai kemudian gubernur bergerak ke arah selatan tenda menuju lokasi panen raya. Tenda yang berada di jalan tengah sawah itu terlewati Gubernur diiringi puluhan petani dan peserta acara menuju petak sawah yang ditumbuhi padi yang telah menguning. Gubernur, wakil bupati dan beberapa petani mulai turun ke sawah. Gubernur memegang sabit begitu pula wakil bupati dan pengurus paguyuban petani albarokah. "Kres",.. beberapa batang padi di babat gubernur, wakil bupati dan pengurus paguyuban, kemudian diangkatnya tinggi-tinggi dan ditunjukkan kepada media yang meliput acara ini. Para petani yang hadir kemudian bertepuk tangan.
Gubernur turun ke sawah memanen padi

Setelah itu gubernur bergeser kembali naik ke jalan di sebelah deklit tempat upacara sebelumnya. rupanya ditempat para petani dan pengunjung berkerumun tadi telah tersedia terpal warna bitu yang digelar dijalan dan alat untuk menggepyok padi. Kasih jalan,kasih jalan, kata beberapa orang agar mereka yang menginjak-injak terpal tersebut minggir. Gubernur, wakil bupati dan bebeapa orang menuju kotak tempat untuk menggepyok padi. Nampak seorang ibu membawa gendongan padi yang tadi telah dibabat di Gubernur menuju Gubernur berada.

Nggepyok padi bersama di deklit biru
Gubernur menggepyok padi diikuti wakil bupati dan Mustofa, salah satu pengurus paguyuban petani albarokah. "Keras pak, keras pak," kata orang orang yang menyaksikan adegan ini menyemangati GUnernur. kemudian ibu yang membawa gendongan tadi menawarkan padi lagi sambil berkata "lagi pak,..lagi pak". "Kene seng akeh, tak gepyoke,.."kata GUbernur sambil menerima padi tersebut dan menggepyok lagi. Setelah itu Gubernur keluar dari arena dan menemui awak media memberikan keterangan. Sementara itu peserta upacara dan para petani yang hadir di situ menikmati hidangan yang ada di tenda upacara dengan lahap, membiarkan gubernur menjawab pertanyaan para wartawan.
SHARE
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Posting Komentar