oleh Hummaeda Fatwati El Muhtasib
Mega orange terlihat jelas menyibak masa menjadi sore dengan terpungguk-pungguk menenggelamkan mentari yang hampir seharian menerangi fatamorgana di bumi..
Dengan seksama dan tanpa harap-harap berlebihan, ku nikmati moment-moment seperti ini. Tak ku mengerti... aku merasa bahwa senja ini adalah senja kerinduan.. kerinduan pada sosok yang mengenalkanku pada keharuman senja..
senja dengan lantunan-lantunan kalamullah.. menyimpan sejuta makna d balik keindahan warna senja kini.
---
Terlalu capat dentuman detik berbaris maju. Warna senja akan habis jua. Harap-harap aku ingin memperlambat segalanya yang akan memisahkanku pada senja di depan kejadianku. kejadianku yang masih dalam posisi bersimpuh pada awang-awang bumi.
aku masih terpaku dan memaku-kan diriku di tempat dimana aku dapat melihat senja dengan jelas. Ada satu bujukan untukku meninggalkan segalanya yang aku lihat. yaitu waktu. semakin ia berjalan maju, pandanganku terhadap pesona senja mulai pudar.
Angan memaksaku untuk meminta mereka untuk menghentikan perjalanan mereka. tapi. aahhh itu tidak mungkin. tetap saja... Aku tak ingin beranjak. menit dan detik tetak berkejar-kejaran. aah berapa kali aku harus bilang bahwa aku tak ingin pesona senja kali ini berlalu dengan cepat. Mereka harus tahu bahwa aku tak ingin meninggalkan senja saat ini. Aku ingin meraka tahu bahwa aku tak ingin pergi dari tempat dimana aku dapat melihat senja sekarang. Aku ingin mereka mengerti. #astaghfirullahal'adzim..
---
Sosok itu lagi. Dia muncul dalamremang-remang khayalanku. Sosok yang mengenalkanku pada ambang senja yang menyingsing pada paras hati yang semula adalah kelam. Aku ingat.. Ia membuncah kegalauanku yang seakan-akan terus mengakar pada ruhku yang rapuh(red: dahulu).
Namun… perkenalanku pada nuansa senja, kini telah hampir mengakar pada relung kesedihan. Karena keindahan senja itu..
Aaahhh,.. Sudahlah, mereka begitu memukau pada ketegaran dalam hatiku sendiri yang penuh dengan lubang-lubang kecanggungan dengan pikatan erat.. Atau dalam dinginnya kenistaan yang membatu. Bahkan.. Dari gelapnya lubang hati yang terjal dan dalam.
---
Aku dapat merasakan... aku merasakan adanya cahaya yang membopong hati itu pada setungging cahaya yang gemilang.
Aku merasakan sesuatu yang berbeda. Aku merasakan hangat diantara hawa dingin yang mencekam. Aku dapat mencium semerbak suasana senja ini atas kasih yang terlempar di antara bunga-bunga senja yang tersenyum merekah terhadapku. Seperti pikulan rindu yang menekan pada punggung keraguan..
Aku merindukannya.. Aku tak ingin pergi meninggalkan senja yang walaupun telah habis dalam hitungan detik. Aku hanya ingin mereka mengerti bahwa aku ingin menikmati senja dengan menyampaikan bait-bait rindu yang ku titipkan pada Sang Pemberi rindu.
***
Tak pernah terlintas pada akalku yang bekerja pada satu khayalan untuk segera bangkit pada keterpurukan(kemarin). Kini… Entahlah.. Aku ingin segera beranjak menemukan cahaya indah dari celah senja yang merampas kepahitan hidup ini..
Kegetiran pilihan yang dahulunya adalah raja dari jiwaku.. Aku yaqin.. Kini telah berubah dengan keyaqinan untuk mengdekati cahaya itu. Subhanallah.. Aku tersadar. Ternyata aku tertiup oleh kesejukan kalamNya di senja penuh warna.. hingga aku lupa terhadap kebutaanku akan hal yang meragukan.
Salatiga,13 Februari 2013
Hummaeda FM. Siswa kelas XI MAN Salatiga,
0 komentar :
Posting Komentar