Caping - Charlie Hebdo sebuah tabloid di Paris, Perancis diserang oleh 2 orang teroris bersenjatakan pistol AK-47 pada hari Rabu, 7 Januari 2015. Dikabarkan ada 12 orang tewas, sementara 4-10 orang mengalami luka-luka. Termasuk para korban itu adalah editor dan kartunis serta dua orang polisi yang kebetulan berada di kantor Charlie Hebdo. Diantara nama-nama korban itu adalah Wolinski, Cabu, Charb, Tignous Bernard Maris.
Kuat dugaan serangan ini dilakukan oleh anggota Islam Kanan terkait pemberitaan kartun Nabi Muhammad imajiner pada tahun 2012 lalu. Seperti diketahui, selama ini tabloid Charlie Hebdo dikenal sebagai media yang sekuler, kritis terhadap agama dan kepercayaan.
Cover tabloid Charlie Hebdo yang terbit sesaat pembantaian di Mesir |
Para Tersangka
Sampai dengan hari ini, polisi Perancis memburu para tersangka yang diduga bernama Sharif dan Said Kouaishi. Sementara rekannya yang juga buron dan erat dugaan terhubung dengan komplotan ini adalah Farid Benyettou. Sharif Kouaishi dan Said Kouaishi adalah pria kelahiran paris berdarah Aljazair. Sementara Farid Benyettou adalah anak muda kelahiran tahun 1981 yang mengorganisasi Pemuda Prancis melawan tentara US di Irak.
Dilansir dari situs http://www.filmsforaction.org, para tersangka penembakan di kantor Charlie Hebdo memiliki latar belakang ekonomi yang sulit di Perancis. Mereka berasal dari ras Timur Tengah dan memiliki tendensi agama Islam yang kuat. Keterlibatan para tersangka di Syria, Irak, dan Yaman merupakan indikasi betapa para pelaku merupakan kepingan aspirasi dari kebijakan struktural dunia yang menindas nasib muslim di seluruh dunia. Dalam kesimpulannya, situs tersebut mengungkapkan bahwa radikalisasi mujahid di Charlie Hebdo itu tidak akan terjadi, kiranya semenjak dulu tidak ada invasi Bush ke Irak dan penjara Abu Ghraib yang mendiskreditkan muslim. (AB)
0 komentar :
Posting Komentar