S esunguhnya awal tingkatan cinta adalah menganggap baik (istihsan). Istihsan itu pada mulanya memulai pandangan. Memang benar demikian , namun sesunguhnya itu tingkatan pertama cinta. Ibnu Hasm pernah mengungkapkan tentang itu dalam kata-kata yang mashur:
“sunguh saya heran terhadap orang yang mengaku ia mencinti(seseorang) setelah menlihatnya pertama kali. Bahkan, hampir-hampir saya tidak mempercayainya. Cintanya itu tidak lain hanya sekedar nafsu belaka. Saya tidak pernah mencintai seseorang pun kecuali setelah waktu yang lama, ia telah berinteraksim akrab dengan saya pada suatu masa,dan saya telah menyertainya baik dalam keseriusan maupun guyonan, dalam keadaan senang maupun sedih. Maka,saya takkan melupakan cintanya padaku.
Barang siapa mengaku mencintai seseorang ketika baru melihatnya sekali, itu berarti menunjukkan kesabaran yang sedikit, sehinga kesenanganya juga akan cepat berahir. Begitupula dalam segalasuatu hal, semakin cepat tumbuhnya semakin cepat pula hilangnya dan semakin lambat tercapainya maka semakin lambat pula bersinarnya.
Itulah cinta. Cinta diperoleh melalui peroses waktu, lalu merekah dan menjiwai diri kita. Adapun terkaitan pada pandangan pertama, itu hanyalah rasa takjub yang berbuah cinta , namun terkadang tidak berbuah cinta, hanya sekedar rasa takjub saja.
0 komentar :
Posting Komentar