Maksim Percakapan Dalam Pragmatik


    Oleh : Siti Purwatiningsih


Bertanya dan menjawab memang  sudah menjadi hal yang paling umum yang bisa dilakukan setiap orang setiap harinya. Kadang, kita tidak sadar bahwa komunikasi antara pembicara dan pendengar ini ada kategorinya dalam ilmu bahasa. Kali ini saya akan membahas tentang suatu ilmu bahasa yang disebut Pragmatik. Pragmatik adalah ilmu yang mempelajari tentang makna yang dimaksudkan penutur yang berbeda dengan makna kata atau makna kalimat. Sedangkan maksim sendiri yaitu tindak tutur yang dilanggar. Penanya dan penjawab kadang kala tidak memenuhi aturan atau salah sambung dalam berkomunikasi. Tentunya tujuan dari komunikasi yaitu mencapai kesinambungan antar kedua belah pihak dalam membicarakan tentang suatu hal. Ada 4 maksim dalam ilmu Pragmatik, diantaranya yaitu :

1.    Maksim Kwantitas yaitu memberikan informasi seperti yang diharapkan, tidak kurang dan tidak lebih.
a)    Contoh percakapan dalam Maksim Kwantitas
    Hana    : “Jam berapa ini, Sa?”
    Sara    : “Jam 09.45 Han.”

Sara memberikan informasi seperti yang diharapkan Hana, tidak kurang dan tidak lebih kepada Hana.
b)    Contoh percakapan yang melanggar aturan Maksim Kwantitas
    Hana    : “Jam berapa ini, Sa?”
    Sara    :”Seperti kemarin!”

Dalam percakapan ini, Sara tidak memberikan informasi yang diharapkan Hana. Informasi yang diberikan kurang dan melanggar aturan dalam Maksim Kwantitas.

2.    Maksim Kwalitas yaitu  memberikan informasi atau kontribusi benar dan tidak bohong.
a)    Contoh percakapan dalam Maksim Kwalitas.
Juna seorang pekerja pabrik plastik. Ia berkunjung kerumah calon mertuanya.
    Pak Adang    : “Jadi, apa pekerjaanmu? Kok beraninya melamar anak bungsu saya?” 
    Juna              : “Saya bekerja di pabrik plastik pak, saya berani karena saya ingin menghalalkanya
                            untuk saya.”
b)    Contoh percakapan yang melanggar aturan Maksim Kwalitas
Pak Hendro pergi ke Jakarta kemarin Minggu untuk mengurus saham perusahaanya sendiri tanpa mengajak rekan kerjanya, Pak Santoso.
Pak Santoso    : “Sudahkah Bapak ke Jakarta kemarin Pak?”
Pak Hendro     : “Oh, tidak. Saya mengahbiskan hariku bersama anak istri dirumah. Maklum, 
libur kerja habiskan waktu dirumah kan.”
Percakapan diatas menunjukan pelanggaran terhadap Maksim Kwalitas, karena Pak Hendro memberikan informasi yang tidak benar kepada Pak Santoso.

3.    Maksim Relevan yaitu memberikan informasi dan jawaban sesuai dengan topik yang dibicarakan, bekerja sama satu sama lain.
a)    Contoh percakapan dalam Maksim Relevan.
    Ega    : “Pah, suaraku bagus kan?”
    Papah    : “Wow, kamu akan jadi penyanyi hebat nanti.”

Papah memberikan informasi yang mendukung pertanyaan anaknya, bahwa suaranya bagus dan akan menjadi penyanyi hebat kelak. Ada kerja sama antara Ega dan Papah.
b)    Contoh percakapan yang melanggar aturan Maksim Relevan
    Suami    : “Secangkir kopi boleh ni untuk menemani saya begadang.”
    Istri        : “Ini terlalu malam, dan toko sudah tutup.”

Percakapan diatas antara Suami istri ini termasuk pelanggaran maksim relevan, karena jawaban Istri sama sekali tidak bekerja sama, jawabanya berarti ia tidak mau mebuatkan kopi untuk suaminya.

4. Maksim Cara yaitu memberikan informasi dengan jelas, singkat, runtut, dan tidak membingungkan/meragukan.
a)    Contoh percakapan dalam Maksim Cara.
    Lia      : “Hey, apa kamu lihat buku ku?”
    Mita    : “Ya, di tasku.”

Mita memberikan jawaban jelas dan singkat tanpa membuat Lia bingung atau ragu.
b)    Contoh percakapan yang melanggar aturan Maksim Cara.
    Leon        : “Bisakah kamu makan malam di ruamahku jam 19.00?”
    Albram    :”Oh, saya nanti maaem, harus menemani ibuku belanja, kemudian menemani belajar
    dan nonton TV keponakan, saya suka ikut makan malam denganmu sekeluarga, tetapi saya banyak pekerjaan mungkin saya tidak bisa hadir, maaf ya.”
Albram meberikan informasi tidak jelas, tidak singkat, ia mngatakanya bertele-tele dan membuat Leon bingung./SP

Sumber : Yule, George.1996.Pragmatics.New York:Oxford University

SHARE
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Posting Komentar