Pernyataan Sikap
Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah

Selamat Memperingati Hari  Sumpah Pemuda ke-86 Tahun, Selamat atas Pelantikan Rezim (boneka) Baru, Laksanakan Reforma Agraria Sejati, Tolak MP3EI, Tolak Rencana Kenaikan BBM, Pendidikan Murah dan Pekerjaan Layak untuk Pemuda Desa


http://static.inilah.com/data/berita/foto/2148901.jpg
Sumpah pemuda adalah janji keramat para pemuda Indonesia yang di deklarasikan pada tanggal 28 Oktober 1928, karena sumpah para pemuda ini berisikan nafas nasionalisme pemuda Indonesia yang berjanji akan selalu mengabdikan diri pada bangsa dan Negara Indonesia. Apalagi saat itu keadaan Indonesia sedang berada di bawah belenggu langsung kolonialisme Belanda, tentu ini semakin menjelaskan bagaimana para pemuda Indonesia menyadari sepenuhnya peran dan posisinya atas perjuangan seluruh rakyat Indonesia, baik atas perjuangan kaum tani, kelas buruh dan golongan lain rakyat Indonesia melawan penjajahan Belanda.

Sumpah Pemuda sebagai moment kebangkitan pergolakan rakyat di abad 20 yang mengalami penjajahan Kolonial Belanda sejak abad 17 menjadi bagian inspirasi bagi revolusi Agustus 1945. Sehingga layak memposisikan momentum Sumpah pemuda 1928 menjadi bagian dari sejarah panjang perjuangan rakyat Indonesia melawan penindasan kolonial asing beserta tuan tanah lokal di Indonesia.

Sumpah pemuda yang meng-ikrarkan bertanah air satu, berbangsa satu dan berbahasa satu, menjadi kertas sakti yang diperingati setiap tahunnya dengan kerangka semangat nasionalisme sempit, Sebab Negara telah kehilangan spiritnya sebagai pemerintahan yang berdaulat dan mandiri dalam mewujudkan kesejahteraan bagi petaninya. Negara yang kaya akan sumber daya alamnya, tidak mampu dimanfaatkan untuk mengembangkan semangat kemajuan bangsa. Malah pemerintahan yang sudah pernah ada hingga saat ini, masih setia sebagai pelayan Imperialisme AS dan feodalisme yang menghisap dan menindas rakyat Indonesia.

Semangat Sumpah pemuda adalah pentingnya sebuah gagasan akan persatuan untuk menghapuskan penjajahan di Indonesia. Kenyataannya, Indonesia saat ini masih tetap terjajah dalam cengkeraman dominasi imperialisme AS dan feodalisme. Pemerintah yang berkuasa, berperan sebagai kaki tangan alias boneka yang tiada hentinya menyediakan kekayaan alam dan rakyatnya untuk dieksploitasi demi kepentingan imperialisme AS dan feodalisme.

Menurut UU Kepemudaan No.40 Tahun 2009, kategori usia pemuda dimulai dari 16 – 30 tahun. Sementara berdasarkan data dari Bappenas, jumlah pemuda tahun 2014 mencapai 62,2 juta jiwa. Pemuda disebut sebagai tenaga produktif  yang mampu membangun negaranya mencapai masyarakat yang sejahtera dan berdaulat. secara historis pemuda Indonesia selalu mempunyai peran aktif dalam perkembangan dan perjuangan masyarakat Indonesia
Karena mahalnya biaya pendidikan, banyak pemuda yang tidak mampu mengakses bangku-bangku pendidikan. Dari lulusan SMU/sederajat tahun 2014 yang berjumlah sekitar 2,7 Juta, negara hanya mampu menyediakan bangku perguruan tinggi negeri kepada mahasiswa baru sekitar 133.406. Angka yang sangat rendah. 

Belum lagi orientasi pendidikan Indonesia, dijadikan sebagai alat kebudayaan untuk menanmkan nilai-nilai keberpihakan pada kepentingan imperialisme AS dan feodalisme. Sehingga pendidikan Indonesia tidak mempunyai orientasi untuk membawa kemajuan rakyat dengan mendukung dan terlibat aktif memperjuangkan reforma agraria sejati dan membangun industry nasional.

Selain pendidikan yang menjadi hak dasar pemuda, pemuda juga mengalami persoalan untuk mendapatkan pekerjaan layak di Indonesia. Dari total jumlah pemuda sebanyak 62,2 Juta, Pemuda pengangguran masih sangat terbilang tinggi yaitu sebesar 16,7 Juta dan penggangguran dari perguruan tinggi berkisar 700 ribu (Bappenas 2014). Oleh karena itu, hak dasar pemuda atas pendidikan dan pekerjaan dewasa ini masih saja belum mampu dipenuhi oleh Negara.

Rejim baru Jokowi-JK yang telah dilantik beberapa hari lalu, dan dianggap sebagai presiden populis. disebut-sebut sebagai ratu adil atau satria pinigit  yang dapat mengubah nasib rakyat Indonesia. Jokowi ingin melahirkan sebuah sistem gaya pemerintahan yang “bersandar dari rakyat”. Ini adalah sebuah ilusi mendalam yang dilahirkan oleh Jokowi-JK terhadap rakyat Indonesia, Jokowi-JK tidak lebih rejim yang berkedok nasionalis dengan  mengerahkan seluruh kekuatan pendukungnya untuk tampil seolah-olah menjadi Presiden dan Wakil Presiden yang merakyat. Jokowi-JK hanya meneruskan demokrasi palsu ala Imperialisme AS yang diwariskan SBY. Jokowi-JK bukan pemerintahan yang anti imperialisme AS dan feodalisme yang selama ini menindas dan menghisap rakyat Indonesia. Bahkan pada saat dirinya dilantik, Jokowi telah menjamu Menlu AS, John Kerry dan berkomitmen untuk memberikan ruang bagi imperialisme AS berinvestasi di bidang industri dan infrastuktur di Indonesia. Jokowi-JK juga tidak mempunyai program reforma agraria sejati yang kongkrit. Karena program pertanian keluarga, pembagian tanah 1,5 Ha per keluarga, pembangunan Bank pertanian, hanya reforma agraria palsu yang tidak memberikan tanah pada rakyat (landreform). Namun petani dimobilisasi untuk berada di bawah pengawasan perkebunan skala besar sebagai pemilik tanah. Artinya perkebunan-perkebunan skala besar yang selama ini merampas tanah rakyat, akan tetap dipertahankan.

Demikian juga konsep Revolusi mental yang dianggap sebagai konsep membentuk karakter rakyat Indonesia, belum mempunyai sebuah arah yang jelas  menciptakan kemajuan peradabaan di Indonesia. Revolusi mental tak ubah dengan konsep lama yang tidak menanamkan semangat perjuangan atas penindasaan yang dilakukan oleh imperialisme AS dan feodalisme di Indonesia. Revolusi mental juga tidak akan mampu mendorong pendidikan untuk mempunyai semangat melawan anti imperialisme AS dan feodalisme. Revolusi mental hanya menjadi simbolis yang sok progesif, namun tumpul tanpa mengubah sama sekali orientasi pendidikan Indonesia yang masih terbelakang.

Kami juga menyampaikan penolakan atas rencana kenaikan harga BBM oleh Jokowi-JK, sebagai kebijakan yang menyengsarakan rakyat Indonesia. Sebab dengan kenaikan harga BBM, akan mendorong inflasi harga kebutuhan pokok di Indonesia yang semakin mencekik rakyat. Sebab kenaikan harga BBM tidak juga dibarengi dengan kenaikan upah atau pendapatan rakyat Indonesia. Atau sama halnya dengan tuntutan kenaikan upah 2015 yang diperjuangkan oleh kawan-kawan buruh. Itu akan percuma apabila Jokowi-JK tetap mencabut subsidi dan menaikkan harga BBM.

Oleh karena itu, Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah (SPPQT) pada 28 oktober 2014, menyampaikan Selamat memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-86 Tahun. Selamat atas Pelantikan Rezim (boneka) Baru, Laksanakan Reforma Agraria Sejati, Stop Megaproyek MP3EI yang menjadi peta kemiskinan di Indonesia, Tolak Rencana Kenaikan BBM, Pendidikan Murah dan Pekerjaan Layak untuk Pemuda Desa


28 Oktober 2014,


Hormat Kami,
Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah


Ruth Muthiarsih Subodro

Ketua Umum


SHARE
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Posting Komentar