Dua Ketua di Pembukaan ToT Jamaah Produksi


Salatiga, Caping. TOT Jamaah Produksi yang dilaksanakan Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah telah dibuka Walikota Salatiga, Yuliyanto, Sabtu 13/9. Selain itu ada 2 pejabat penting di acara tersebut yaitu Ketua Umum SPPQT dan Ketua DPRD Kota Salatiga. Ruth dalam kesempatan ini menyampaikan bahwa sangat memprihatinkan ketika Indonesia yang notabene negara agraris tetapi pangan import bahkan hingga garam pun import.

Ruth, Ketua SPPQT memberikan sambutan
"Kita prihatin terhadap persoalan bangsa ini, kita bangsa agraris, lebih dari 50% penduduknya petani, tapi ketergantungan import pangan makin tahun makin meningkat, bahkan garam saja import, ini yang bodho siapa?" Kata Ruth penuh keprihatinan. Lantas Ruth menyampaikan bahwa gagasan Jamaah Produksi ini ada dan berkait dengan persoalan pangan dan pertanian tadi.

"Gerakan Jamaah Produksi ini, satu hal yang paling menonjol dan menggerakkan kami untuk gerak salah satunya adalah hal pangan dan pertanian tadi," Kata Ruth melanjutkan.

"Berdaulat ekonomi yang paling dasar adalah soal pangan, yaitu kebutuhan pangan adalah kita sendiri yang menyediakan," Kata ruth lebih lanjut. Kemudian Ruth menandaskan bahwa pelatihan TOT Jamaah Produksi ini sasarannya adalah kalangan paling miskin di wilayah tersebut. "Yang paling penting dari gerakan ini dibedakan dengan gerakan lainnya adalah memberi perhatian kepada kaum miskin, paling miskin, itu yang menjadi prioritas utama. Kelompok terpinggirkan, yang biasanya justru tidak pernah dapat mendapatkan program, ini yang menjadi sasran utama." Kata Ruth.

Teddy, Ketua DPRD Kota Salatiga Periode 2014-2019
Teddy, dalam kesempatan ini menyampaikan akan pentingnya wawasan kebangsaan agar terhindar dari fanatisme keagamaan dan sentimen kedaerahan. Hal ini dihubungkan dengan kondisi Kota Salatiga yang wilayahnya tidak begitu luas, tetapi sering melahirkan gagasan-gagasan besar termasuk Jamaah produksi ini. Lebih lanjut Teddy menjelaskan bahwa persoalan wawasan kebangsaan ini akan diusulkan untuk menjadi perda.

"Di Salatiga ini banyak lahir pemikiran-pemikiran besar, tentang pendidikan alternatif, tentang jamaah produksi, dan tentang pertanian lainnya, harapannya pemerintah kota juga bisa melahirkan pemikiran-pemikiran besar. Kalau wawasan kebangsaan ini bisa diperdakan akan menjadi yang pertama di Indonesia dan bisa menjadi contoh bagi daerah lain," Kata Teddy. "Salatiga juga punya gagasan untuk membuat perda tentang desa berdikari. Ada gagasan untuk menyusun perda Desa Berdikari dan ini juga diharapkan menjadi yang pertama di Indonesia," Kata Teddy lebih lanjut. "Selain itu Salatiga juga merencanakan menyusun Perda Olah Raga, dan ini juga diharapkan menjadi yang pertama di Indonesia," Kata Teddy menambahkan paparannya.

"Semoga Perda Desa Berdikari ini bisa menyatukan kita semua," Kata Teddy dipenghujung sambutannya./jb

baca juga :
Walikota Salatiga buka TOT Jamaah Produksi
SHARE
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Posting Komentar