Brosur Pilpres Indonesia 2014 di Singapura |
Karena anda sebagai rakyat adalah pemegang kedaulatan tertingi menurut kaidah demokrasi, maka anda memiliki kebebasan mutlak untuk memilih calon presiden siapa yang akan anda beri mandat. Dalam memilih anda juga memiliki kewenangan penuh untuk melakukan dengan serius, dengan santai, dengan tenang, dengan guyon, dengan cengegesan ataupun dengan khusuk. Itulah indahnya anda, termasuk saya, sebagai rakyat yang memiliki kedaulatan tertinggi.
Dalam pilpres kali ini calon yang terdaftar hanya dua pasang. Ini adalah memudahkan sekaligus menyulitkan. Memudahkan karena anda sudah dibantu oleh KPU untuk menentukan pilihan dengan dua pilihan. Pikiran ada hanya terfokus pada tiga hal, memiilih nomor satu, nomor dua atau tidak memilih keduanya. Menyulitkan karena pilihan hanya ada dua, tidak ada pilihan. Pilihan saya dan anda, terbelenggu hanya tinggal dua pasang calon, tidak bisa memilih orang lain. Menyerahkan mandat kekuasaan pada orang yang tepat butuh kejelian dan ketelitian. Sementara yang tersedia hanya dua orang. Posisi ini bisa menjatuhkan anda, dan saya, pada posisi dilematis.
Mungkin sesekali atau mungkin berkali-kali anda mengikuti debat calon presiden di media. Tidak diketahui secara jelas, adanya debat itu, akan memudahkan atau semakin menyulitkan anda dalam menjatuhkan pilihan. Perdebatan kadang menggembirakan tapi kadang juga memuakkan. Bahkan kadang anda bisa terkaget-kaget dengan situasi perdebatan karena substansi dan alur perdebatan yang lucu, bahkan naif dan tragis. Tetapi itulah kenyataan yang harus anda dan saya hadapi.
Dan tidak menutup kemungkinan anda dan saya sampai pada situasi dimana kita tidak hanya mempertanyakan para calon, mengenai sebuah ukuran-ukuran yang sering para calon presiden pakai, tetapi juga mempertanyakan kepada diri sendiri. Ukuran baik misalnya, kita jadi bertanya pada diri sendiri apakah yang nampak di tv baik, memang benar baik? Karena kenyataannya kita sering tertipu dengan pencitraan dan tampilan-tampilan sandiwara. Mereka yang pandai bersandiwara atau kita yang selama ini mudah tertipu? Dan dengan begitu ukuran yang selama ini kita pakai tentang kebaikan dari sesuatu jangan-jangan juga tipu-tipu belaka?
Perdebatan di kalangan tim sukses juga tak kalah berisik. Tim berdebat dan beradu argument seakan-akan merekalah calon presidennya yang kadang membuat kita terpaksa tertawa walaupun tidak lucu. Tim saling caci, saling ejek hingga saling menjatuhkan satu sama lain, seakan menang di perdebatan berarti menang di pilpres. Yang lebih mengharukan lagi adalah mereka sering menggunakan cara yang tidak santun, tidak cerdas dan menunjukkan karakter mereka sesungguhnya ketika kelak menghadapi persoalan krusial. Ketika orang terpepet secara psikologis akan semakin tertekan, dan di saat itulah seseorang akan terlihat sejauhmana orang itu cerdas dan bijaksana dalam mengambil keputusan. Dari situ anda dan saya sebenarnya bisa mulai menilai siapakah yang siap bekerja keras dengan cara yang santun, bijaksana dan cerdas dalam kondisi yang tidak diinginkan, untuk Bangsa Indonesia ini.
Atau anda mungkin masih ingat pada pilihan ketiga, golput? Itu adalah hak anda sebagai pemilih kedaulatan tertinggi, namun rasanya sayang kalau golput. Lima tahun sekali kok golput, apakah anda rela sepuluh tahun kemudian baru bisa menggunakan kekuasaan anda? Kalau rela semoga kita masih diberi panjang umur hingga sepuluh tahun mendatang agar bisa memilih lagi. Tapi apakah anda tega memilih golput sementara bangsa ini tengah memiliki gawe besar; mewujudkan bangsa yang merdeka, bersatu berdaulat, adil dan makmur? Dalam istilah jawa sikap golput dikenal dengan keplok ora tombok. Ketika rakyat lain berdarah-darah berjuang, berpikir keras menentukan pilihan (terlepas dari menag atau kalah pilihannya) demi kemajuan dan kebaikan bersama, ada pihak- yang atas nama apa- kemudian absen dari pemilu, bagaimanakah pendapat anda? Padahal andai terjadi kebaikan dan peningkatan dia juga ikut menikmati dan hidup damai di sana, dan ketika terjadi hal yang sebaliknya ia juga akan menerima dampaknya? /jb
Gambar:
irfandazis.wordpress.com/2014/05/23/pemilu-presiden-ri-2014-di-ppln-singapore/
Baca juga:
Mengenal sosok capres Indonesia 2014
0 komentar :
Posting Komentar