“Kami mengajak semua komponen, baik peserta Pemilu maupun masyarakat untuk bersama-sama menjaga kohesivitas sosial pada saat dan setelah pelaksanaan kampanye. Semua pihak bertanggung jawab untuk menghadirkan pelaksanaan kampanye yang damai dan beradab. Sekeras apapun pertarungan politik untuk merebut kekuasaan, kepentingan bangsa dan negara harus tetap di atas segala-galanya. Persatuan nasional adalah kepentingan bersama yang harus dijaga,” terang Komisioner KPU RI Ferry Kurnia Rizkiyansyah, Kamis (13/3).
Kampanye damai dan kirab Pemilu 2014, terang Ferry akan melibatkan 12 partai politik peserta Pemilu tingkat nasional dengan mengambil tempat di monumen nasional (monas). Pembacaaan deklarasi kampanye damai dan berintegritas akan dilakukan oleh Ketua KPU RI. Setelah itu dilanjutkan dengan penandatanganan prasasti kampanye damai dan berintegritas oleh ketua umum 12 partai politik dan pelepasan kirab kampanye damai.
Ferry meminta partai politik dalam melaksanakan kampanye tetap berpedoman pada peraturan KPU Nomor 1 Tahun 2013 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Kampanye yang telah diubah menjadi peraturan KPU Nomor 15 Tahun 2013. Kampanye, kata Ferry, merupakan bagian dari kewajiban partai untuk memberikan pendidikan politik kepada setiap warga Negara. Karena itu, informasi yang disampaikan kepada publik harus berkontribusi dalam meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat untuk terlibat secara aktif dalam pelaksanaan pemerintahan.
Ferry juga mengajak setiap peserta Pemilu untuk menerapkan prinsip-prinsip pelaksanaan kampanye yang efesien, ramah lingkungan, akuntabel, nondiskriminasi dan tanpa kekerasan. “Partai politik dan calon anggota DPD yang akan melaksanakan kampanye harus memastikan massa yang mengikuti kampanye tidak melakukan tindakan-tindakan kekerasan. Manajemen pengorganisasian massa akan menjadi salah satu indikator kesiapan peserta Pemilu dalam pelaksanaan kampanye rapat umum,” ujarnya.
Isu-isu primordial, kata Ferry, harus dihindari ketika pelaksanaan kampanye rapat umum. Partai politik sebaiknya fokus menyampaikan visi, misi dan programnya kepada masyarakat yang hadir saat kampanye. “Kami mengajak para kandidat untuk menghindari isu-isu primordial. Jangan ada lagi politik adu domba. Jangan sampai bangunan masyarakat kita yang multikulturalis dan pluralis yang tadinya hidup berdampingan dengan damai tercabik-cabik karena kampanye,” ujarnya.
Untuk melahirkan pemilih yang cerdas, kata Ferry, maka isu kampanye harus keluar dari hal-hal yang bersifat primordial. Sebab sentimen primordial akan merusak rasionalitas pemilih. Akibatnya pemilih menjatuhkan pilihan pada orang yang memiliki ikatan primordial dengan mereka tanpa melihat kapasitas, kredibilitas dan integritas dari sang kandidat. “Jika hal ini terjadi, masa depan Negara kita akan suram. Sementara tantangan bangsa ke depan makin berat. Kita butuh pemimpin yang visioner dan transformatif. Pemimpin seperti itu tentu “jualannya” bukan primordialisme tetapi gagasan besar untuk menyelesaikan problem bangsa di semua bidang,” tukasnya.
KPU, kata Ferry, mengajak semua komponen bangsa untuk menjadikan Pemilu 2014 sebagai Pemilu yang paling aman dan damai sepanjang sejarah Pemilu di Indonesia. Begitu juga dengan kualitasnya harus meningkat dari waktu ke waktu. Beberapa penanda kualitas pemilu yakni partai politik makin cerdas dalam berkampanye, pemilih makin rasional dan penyelenggaraannya berjalan tertib, aman dan lancar.
“Pemilu 2014 harus menjadi episode terakhir transisi demokrasi. Setelah 2014, demokrasi kita sudah harus semakin terkonsolidasi. Di mana terjadi pembiasaan prilaku dari semua elemen demokrasi untuk memfasilitasi terjadinya demokrasi politik dan sekaligus demokrasi ekonomi. Semua lembaga-lembaga politik berfungsi dengan baik untuk melakukan percepatan dalam pencapaian tujuan berbangsa dan bernegara yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” ujarnya. (GD/red.)
Sumber: kpu.go.id
0 komentar :
Posting Komentar