Hari itu, Rabu 27/3, tim Caping berkesempatan untuk meliput kegiatan perkebunan yang dilakukan oleh salah satu warga Kalibening yaitu Bapak Ahmadi. Saat tim Caping menyambangi beliau, beliau sedang sibuk menanam cabai milik saudaranya.
Biasanya proses menanam cabai selama tiga bulan. Setelah itu, jika waktu panen tiba, beliau membagi hasil panennya dengan saudaranya. Dan dari hasil panen tersebut, terkadang beliau mengalami kerugian karena adanya hama yang merusak tanaman cabai. Hama ini bisa disebut juga dengan Pathek. Kemudian beliau mencoba untuk bertandang ke Pertanian dan telah beberapa kali tetapi belum ada solusi dalam membrantas hama apalagi menemukan obatnya.
Dalam proses tanaman cabai, beliau biasa menggunakan pupuk Urea dan menyemprotkan obat tanaman. Dan saat ini jarang sekali ditemukan para petani menggunakan pupuk kandang disebabkan tidak dapat menyuburkan tanaman. Setelah jangka penanaman selama satu minggu, tanaman cabai ditutupi dengan cabai lalu diatasnya dilubangi.
Bekerja menjadi petani di Indonesia belum bisa menjamin kehidupan mereka. Dan ditambah lagi pemerintah Indonesia kurang memperhatikan hak-hak para petani. Di samping itu juga, pemerintah lebih menyukai mengimport bahan-bahan makanan dari luar daripada menggunakan milik sendiri. Itu sangat tidak masuk akal. Padahal bangsa ini memiliki sumber daya alam yang melimpah. Tetapi dengan ketersediaan bahan pangan yang melimpah, justru kita tidak bisa memanfaatkan dan mengelolanya dengan baik.
Harapan dari Bapak Ahmadi sendiri semoga pemerintah Indonesia bisa memberikan lapangan kerja khususnya lahan bagi para penggarap tani. Karena, jika di Indonesia kehidupan petani tidak terjamin maka kita akan kehilangan sumber pangan yaitu beras./rin
makasih beritanya nurin,.....
BalasHapusberitanya cukup bagus