Wonosobo-Caping. (21/02) Penduduk Dusun Gemawang, Kertek, melakukan bermacam cara untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebagian besar penduduk berprofesi sebagai petani, sisanya adalah pedagang dan juga buruh.
Berdagang kebanyakan dilakoni oleh ibu-ibu, mereka berdagang sayur dengan membeli dari petani yang juga tetangga sebelah, lalu dijual ke pasar pagi, dan ada pula yang dijual berkeliling kota. Sementara itu, para remaja yang sudah lulus atau tidak bersekolah ada yang bekerja sebagai buruh di pabrik kayu, pabrik roti, dan kebanyakan sebagai kuli bangunan.
Meskipun bermacam profesi, tetapi yang paling terpokok adalah bercocok tanam, karena di sini tanahnya subur, ibarat kata menancapkan tongkat saja akan ada buahnya, apalagi bertanam yang sudah tentu dirumat (dirawat, ed.), diberi pupuk, disemprot obat, dan lain sebagainya, tentunya akan lebih membuahkan hasil.
Masyarakat dusun ini bertanam cabai, tapi rata-rata hasil panen mereka tahun ini dikatakan kurang berhasil, seperti pak Abdul misalnya, beliau menanam di tiga ladang dan hasil panen terbanyak hanya mendapat 50 kg, padahal seandainya subur, di tiga tempat ini bisa menghasilkan lebih kurang1 ton (1.000 kg), sebuah perbandingan yang tentu sangat jauh.
Kegagalan ini kebanyakan disebabkan karena tanaman menguning sebelum berkembang dan buah cepat membusuk sebelum waktu petik, sampai saat berita ini diturunkan belum ada solusi untuk masalah ini.
Abdul berharap pemerintah daerah untuk terjun ke lapangan, menanggapi dan memberikan solusi yang tepat untuk memecahkan permasalahan ini. Beliau juga berharap adanya bantuan dari pemerintah berupa pupuk ataupun modal untuk kembali bertani mengingat harga pupuk dan obat-obatan yang semakin mahal. (YUAND-PL).
iya, petani memang memiliki masalah seperti pupuk, bibit, dan yang berat adalah ketika tanaman mereka kena hama dan penyakit...
BalasHapusmari kita mencari pemecahan nya dengan belajar dan meneliti