Ilustrasi pembangunan talud jalan |
Salatiga.Caping. "Bagaimana kalau saya usul pekerjaan talud selanjutnya kita leasingkan saja, karena uang kas kita sudah hampir minus.Jadi pekerjaan itu kita selesaikan sekarang, kita carikan pinjaman,nanti kita bayar dengan uang jimpitan setiap malam", Kata Salah seorang bapak dalam sebuah pertemuan RT di Salatiga, Sabtu, 7/6.
Usulan itu berangkat dari kejadian dimana sebuah kampung membangun talud jalan masuk sepanjang kurang lebih 80 meter. Pembangunan tersebut menghabiskan dana lebih dari Rp 4 juta. Uang pembangunan yang digunakan adalah uang kas kampung tersebut yang diantaranya diperoleh dari pungutan sumbangan, jimpitan setiap malam dan sebagian dari sumbangan pihak-pihak lain yang bersifat insidental.
Pembangunan talud sebelumnya berhasil menyelesaikan satu sisi jalan dan menghabiskan hampir seluruh uang kas yang ada. Ketika itu ada beberapa warga yang merasa keberatan jika harus iuran lagi untuk melanjutkan pembangunan di sisi jalan yang satunya. Penyebabnya adalah saat ini adalah waktu memasukkan anak sekolah dan mendekati lebaran. Tentu kebutuhan akan banyak sekali. Sehingga intinya warga setuju pembangunan talud dilanjutkan namun harus dipikirkan caranya agar tidak memberatkan warga.
Adapun usulan meleasingkan pembangunan talud ini adalah berangakat dari kenyataan bahwa pembayaran jimpitan yang semalam sebanyak Rp.500 rupiah dalam sebulan bisa terkumpul lebih dari Rp 400. ribu. Artinya kalau beaya pembuatan talud sebanyak Rp.4 juta, maka diharapkan bisa terbayar dalam setahun.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka kemudian ada usulan lain yang menyatakan bahwa iuran tidak lagi Rp.500 rupiah tetapi dinaikkan menjadi Rp. 1000. Hal ini berangkat dari banyaknya warga yang iuran jimpitannya berlebih. Jadi setiap laporan dipertemuan rutin ada beberapa warga yang memiliki sisa jimpitan dari yang ditetapkan.
Sehingga jika iuran dinaikkan menjadi Rp. 1000 rupiah akan terkumpul sebanyak dua kali lipat dari jumlah yang ada sekarang. Tentu ini akan mempercepat pelunasan kredit tersebut atau bisa menambah volume pembangunan yang dilaksanakan. Rupanya model kredit pembangunan sudah masuk ke ranah RT. Selamat membangun./jb
Sumbar gambar:
http://www.semarangkab.go.id/skpd/bappeda/galeri/56-monitoring-dan-evaluasi/128-galerimonev2011.html
http://www.semarangkab.go.id/skpd/bappeda/galeri/56-monitoring-dan-evaluasi/128-galerimonev2011.html
0 komentar :
Posting Komentar